Bung Edoy : Perubahan Harus Diperjuangkan

Eddy Kuncoro,Forum EDH Bekasi ( Foto : Dokumentasi Pribadi / Tim Media FSPMI )

Bekasi, KPonline – “Ane bukan orang yang suka nyari jabatan. Tetapi demi perubahan, kesempatan itu harus diambil,” jawab Eddy Kuncoro ketika KP menanyakan apa yang ia rasakan ketika diberi amanah memimpin Forum EDH. Baginya, perubahan harus diperjuangkan. Dan jabatan hanyalah salah satu alat untuk memperjuangkan perubahan itu.

Forum EDH terbilang strategis. Karena di kawasan ini terdapat lebih kurang 170 PUK. Selain itu, di kawasan inilah Omah Buruh Bekasi berada. Tidak berlebihan jika kemudian sejak terpilih sebagai Ketua Forum EDH pada tanggal 14 Januari 2015, ia memberikan perhatian khusus terhadap Omah Buruh. “Ane pingin Omah Buruh menjadi rapi dan layak untuk kawan-kawan melakukan konsolidasi, berkumpul, bertukar pikiran, dan bergerak bersama,” ujarnya.

Bacaan Lainnya
Eddy Kuncoro,Forum EDH Bekasi ( Foto : Dokumentasi Pribadi / Tim Media FSPMI )
Eddy Kuncoro,Forum EDH Bekasi ( Foto : Dokumentasi Pribadi / Tim Media FSPMI )

Bung Edoy, demikian pria ini biasa disapa, menyatakan program kerja Forum EDH mengikuti isu-isu perjuangan FSPMI, khususnya di Bekasi. “Forum EDH itu kan ada dibawah KC FSPMI Bekasi, jadi kita ya harus taat pada instruksi dari KC,” ujarnya.

Secara umum, program Forum EDH meliputi bhakti sosial maupun pendidikan. Khusus pendidikan, ia ingin Omah Buruh kembali semarak seperti dulu, meskipun dengan event yang berbeda. Jika dahulu Omah Buruh ramai karena adanya grebek pabrik, saat ini ia ingin membuat anggota FSPMI semakin cerdas dengan kegiatan yang tidak didapat dari PC. Misalnya memanfaatkan Omah Buruh sebagai tempat saling sharing antar PUK, bedah PKB, dan bedah kasus. Sekarang, di Omah Buruh bahkan bisa belajar musik.

Siapa Bung Edoy, sang Nahkoda Forum EDH itu?
Ia tidak lebih dari seorang buruh. Sebelum ini, yang ia tahu adalah lembur, lembur dan lembur. Hingga akhir 2006, Edoy mulai tercerahkan. Berawal dari anggota, lalu menjadi Bakor (sebelum berubah menjadi korlap), kemudian saat ini dipercaya menjadi pangkorlap dan pengurus.

Tahun 2008, ketika ia masih menjadi korlap, ia mengikuti Latsar Garda Metal Angkatan Pertama di Kalam Kopen, Bekasi. Setelah itu ia mengikuti aksi di salah satu perusahaan di Jawa Tengah. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan olehnya.

“Ketika itu dari pengurus saya ada juga yang jalan kesana. Saya ikut kesana satu mobil dengan pak Kamto, Ketua PC SPEE FSPMI. Saya hanya mempunyai uang 20 ribu, tetapi saya tetap jalan kesana untuk 3 – 4 hari. Sedangkan pengurus saya yang waktu itu ikut kesana dibiayai oleh PUK, yang mungkin bisa untuk belanja, beli oleh-oleh dan yang lainnya, didepan saya. Tetapi justru hal inilah yang kemudian menjadikan saya kuat dan merasa mempunyai saudara di Garda Metal. Karena meskipun saya hanya mempunyai uang seadanya, tetapi untuk makan, rokok dan lainnya saya bisa dapatkan karena persaudaraan ini,” ia menerawang jauh kedepan. Seperti hendak mengingat kembali saat-saat getir ketika berjuang. Tak berapa lama kemudian ia melanjutkan, “Meskipun Ane nggak punya uang, tapi kalau ada niat untuk jalan, ya Ane akan jalan. Karena sudah terbiasa sebelumnya tanpa diberikan apa-apa dan tidak mendapatkan apa-apa.”

Sebagai ketua forum, bung Edoy berangkat dari bawah. Jiwa dan mentalnya sudah ditempa sekian lama. Ia bukan pemimpin karbitan. Beruntung, istri dan kedua buah hatinya mendukung kegiatannya dalam serikat. “Yang penting tetap berkomukasi,” ujarnya.

Saat ini, Forum EDH sedang fokus dalam mendukung tokoh buruh Bekas, Obon Tobroni, sebagai Bupati Bekasi. “Kami sudah persiapkan 1 ruangan khusus di Omah Buruh untuk “go politik” bang Obon,” katanya. Selain itu, ia mengaku sudah memperbaiki pola komunikasi semua PUK yang ada di EDH, baik melalui Whatsapp, sms, email dan lainnya.
Dibawah kepemimpinan bung Edoy, semoga Forum EDH semakin berkembang dan maju. *Kascey*

Pos terkait