Bukan tujuan Aksinya, Media Malah Hebohkan Peserta Yang Pingsan

Surabaya,KPonline – Ada berita menarik saat aksi HUT FSPMI yang ke 19 tahun (06/02/2018) kemarin di depan kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur Jl. Pahlawan Surabaya.

Adanya suatu kejadian, yang mana ada salah satu peserta aksi yang tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri. Dengan sigapnya salah satu anggota Garda Metal asal Mojokerto, yakni Linda dan Hanafi langsung membawa peserta aksi yang di ketahui bernama Yuyun (21th), masuk kedalam mobil ambulan FSPMI yang sudah dipersiapkan di sekitar peserta massa aksi.

Bacaan Lainnya

Letak anehnya dimana? Ada salah satu media yang sengaja membuat framing berita yang bukan pada konteksnya. Dimana media yang seharusnya memberitakan apa yang menjadi maksud dan tujuan diadakan aksi pada hari HUT FSPMI itu. Namun mereka malah mengalihkan dari isu utama yang diusung oleh FSPMI untuk kesejahteraan pekerja dan masyarakat Jawa Timur.

Proses evakuasi peserta aksi dengan didampingi anggota Garda Metal

Lucunya, media tersebut membuat headline seolah-olah, saat pingsan Yuyun ditinggal oleh rekan-rekannya dan dibiarkan begitu saja tanpa bantuan. Tentu ini membuat berang para peserta aksi dan perangkat FSPMI. Padahal dalam kenyataannya, peserta telah ditolong dengan digotong ke mobil ambulan FSPMI yang memang sudah di persiapkan untuk mengantisipasi kejadian seperti itu, kemudian dibawa ke RS terdekat.

Team ambulan membawa peserta aksi yang pingsan tersebut ke RS Al Irsyad Surabaya, team tidak lain adalah teman dan bahkan saudara tak sedarah dari pekerja salah satu pabrik spare part terbesar di Ngoro Industri – Mojokerto.

Hingga saat Yuyun sudah sadar dan kembali pulih, team ambulan dengan sukarelanya mengantarkan cewek asal Porong – Sidoarjo tersebut dari Rumah Sakit menuju kembali ke tempat di mana dia bekerja, yakni di PT. SAI Ngoro – Mojokerto.

Team ambulan dengan sukarela mengantar Yuyun ke RS sampai kembali ke tempat kerjanya

Yuyun diduga pingsan karena sedang berpuasa. Dalam aksi ini Yuyun dan pekerja dari Mojokerto yang lain, rela berpanas-panasan meskipun setelah masuk kerja malam. Keinginan mereka tidak lain adalah adanya upah sektoral di Mojokerto yang saat ini sengaja dihambat oleh Pemda Mojokerto. Haruskah kaum pekerja terus berpuasa untuk bisa menghidupi keluarganya? Adilkah karena tidak adanya upah sektoral maka pendapatan harus turun?

Hendaknya kedepan, pemberitaan di media berdasarkan sumber yang memang mempunyai data dan informasi yang akurat. Sehingga para pembaca setianya dan masyarakat umum tidak menjadi korban atas kebohongan cerita yang berujung pada berita propaganda dan unsur mengadu domba.

(Bobby team ambulan FSPMI & Relawan Jamkes Watch)

Pos terkait