Buka Puasa Live Podcast Bersama YDPA

 

Bogor, KPonline, – “Awalnya ingin memberikan suasana dan nuansa yang berbeda, ketika menggelar sebuah acara. Dan kebetulan, peralatan yang kami miliki pun, dirasa sudah cukup mumpuni untuk menggelar acara live podcast. Meskipun terbilang sederhana dari kelengkapan peralatan untuk menggelar live podcast, kami merasa cukup puas, karena peralatan yang kami miliki merupakan kepemilikan pribadi, yang kami dedikasikan untuk organisasi,” tutur Tendy Oktiana, selaku Ketua Tim Teknis pelaksanaan Live Podcast Buka Puasa Bersama anak-anak yatim piatu, dibawah bimbingan Yayasan Dua Puluh April.

Gelaran acara live podcast tersebut diselenggarakan di Kantor Sekretariat Yayasan Dua Puluh April, Perumahan Puri Cileungsi Blok H4/21 RT 001 RW 07 Gandoang, Cileungsi, Bogor. Adapun tamu undangan, sekaligus bintang tamu dalam acara live podcast kali ini adalah teman-teman dari Club Baleno Indonesia. Kedatangan mereka pun sekaligus dalam rangka, memberikan dan menyerahkan sumbangan dan donasi, kepada Yayasan Dua Puluh April untuk disalurkan kepada anak-anak yatim piatu bimbingan Yayasan Dua Puluh April.

“Syukur alhamdulillah, acara berjalan dengan lancar sesuai rencana. Kami dari Yayasan Dua Puluh April mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara live podcast kali ini. Terutama kepada teman-teman Club Baleno Indonesia, yang telah kesekian kalinya memberikan sumbangan dan donasi kepada anak-anak yatim piatu naungan Yayasan Dua Puluh April,” ujar Dadan Albanna, Ketua Yayasan Dua Puluh April kepada koranperdjoeangan.com


Pun meski masih ada beberapa kendala dalam penyelenggaraan live podcast kali ini, Media Perdjoeangan Bogor sebagai Tim Teknis merasa cukup puas atas hasil yang didapat. Senada dengan Komarudin Martha, sebagai Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dua Puluh April. Dirinya merasa, keberadaan Yayasan Dua Puluh April menjadi sebuah ajang pembuktian, bahwa kaum buruh tidak hanya seperti yang dibayangkan masyarakat, sebagai kaum atau golongan yang bisanya hanya demonstrasi atau unjuk rasa.

“Dengan adanya Yayasan Dua Puluh April ini, keberadaan kaum buruh bisa menjadi warna dalam gerakan sosial kemasyarakatan. Karena sering kali, kaum buruh hanya dianggap sebagai golongan yang bisanya hanya menuntut ini dan itu. Dan kedepannya, saya berharap, Yayasan Dua Puluh April bisa terus bergerak dalam setiap kegiatan sosial kemasyarakatan,” jelas Komarudin Martha, yang juga merupakan Ketua Konsulat Cabang FSPMI Bogor.