Beri Dukungan Moral Korban PHK, Massa Aksi FSPMI Pasuruan Raya Gelar Orasi di Depan PT. Agel Langgeng

Pasuruan, KPonline – “Apabila usulan ditolak, tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang, tanpa alasan dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: Lawan!!”

Begitulah isi dari sebuah puisi “peringatan” karya Wiji Thukul yang dikutip MZ. Alim dalam orasi yang digelar di depan pabrik PT. Agel Langgeng, Cangkringmalang, Beji, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (19/09/2022) pukul 09.00 WIB.

Orasi digelar menindaklanjuti 37 karyawan yang di-PHK secara sepihak oleh perusahaan. Diikuti oleh ratusan masa aksi dari perwakilan PUK FSPMI se-Pasuruan Raya yang selanjutnya akan bergabung dengan masa aksi dari berbagai wilayah di Jawa Timur untuk bergerak menuju kantor Gubernur Jawa Timur.

Ketua SPAMK FSPMI Kabupaten Pasuruan, Memed Hermanto, S.H. turut berorasi menyampaikan isi hati para korban PHK.

“Kami berkumpul di sini bukan karena kami benci Agel Langgeng, tapi karena kami cinta, kami ingin bisa bekerja lagi di sini” Ucapnya.

Kami mengutuk keras tindakan manajemen PT. Agel Langgeng tersebut yang semestinya tidak sah dan batal demi hukum.

“Kami juga menghimbau kepada seluruh anggota FSPMI di Pasuruan Raya untuk memberikan dukungan moral kepada saudara-saudara kita yang terkena PHK sepihak dengan bergantian menyambangi tenda perjuangan” Lanjutnya.

Selain itu kami juga menyayangkan keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM, menurutnya dampak kenaikan harga ini tidak hanya dirasakan oleh kalangan buruh saja, tapi juga semua pihak.

“Kami juga menuding UU No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja menjadi “biang kerok” adanya regulasi-regulasi yang beredar saat ini, yang sangat merugikan kaum buruh” Tegas Memed yang juga Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Pasuruan.

Kami juga menyesalkan sikap pemimpin yang dulu kita pilih, sekarang lupa akan janjinya, tidak pro kepada rakyat dan kaum buruh.

Maka dari itu kami mengingatkan, “Kita tidak boleh menjauh dari politik, kita harus melek politik, kita jangan mau dijadikan komoditas politik yang hanya dimanfaatkan saat menjelang pemilu saja, namun endingnya seperti ini”

Selanjutnya disusul orasi dari ketua SPAI FSPMI Kabupaten Pasuruan, Ahmad Yani yang menegaskan bahwa aksi kita turun ke jalan karena dipaksa oleh pemerintah, yang dengan seenaknya menaikkan harga BBM.

“Ia meyakini bahwa kenaikan harga BBM akan diikuti oleh naiknya harga kebutuhan pokok, sedangkan di sisi lain kita yang meminta kenaikan upah selama 3 tahun ini tidak pernah dipenuhi” Ujarnya.

Menurutnya bantuan subsidi upah dan juga BLT hanya omong kosong saja, karena perhitungannya asal-asalan, pemberiannya tidak tepat sasaran, dan rawan akan korupsi.

A. Yani menutup orasinya dengan mengajak masa aksi menyanyikan lagu-lagu perjuangan untuk menjaga semangat massa aksi.

Aksi berlangsung kondusif, sekitar pukul 10.30 WIB massa aksi meninggalkan PT. Agel Langgeng dan bergabung dengan massa aksi dari berbagai aliansi di bundaran Apolo Gempol Pasuruan dan langsung berangkat menuju kantor gubernur. (Martin Fendi Setiawan)