Mojokerto, KPonline – Sabtu (14/09/2019) Meskipun peringatan Mayday tahun 2019 sudah terlewati 5 bulan lalu, namun tindaklanjut hasil Mayday masih terus diperjuangkan oleh FSPMI Jawa Timur.
Dari beberapa tuntutan pada aksi Mayday, salah satunya adalah mewujudkan Jaminan Pesangon bagi seluruh pekerja di Jawa Timur.
Oleh sebab itu, Dewan Pimpinan Wilayah FSPMI Jawa Timur mengadakan Rapat Kerja Wilayah yang khusus membahas Jaminan Pesangon dan isu strategis lainnya.
Rakerwil kali ini diadakan dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Menginap di Avilla Hotel Ketapan Rame Trawas Mojokerto, Rakerwil dihadiri oleh seluruh pengurus DPW dan Konsulat Cabang FSPMI se Jawa Timur. Sebanyak 17 pengurus FSPMI mulai tanggal 13 – 14 September 2019 memeras otak untuk mempersiapkan Sistem Jaminan Pesangon.
“Jaminan pesangon itu perlu, sebab selain memastikan perlindungan hak pekerja juga untuk membantu perusahaan mengalokasikan anggaran supaya tidak berat saat membayar​ pembiayaan pesangon dikemudian hari.” Jelas Pujianto, ketua DPW FSPMI Jawa Timur dalam pembukaannya.
Jazuli, Sekretaris DPW FSPMI menambahkan, bahwa untuk membentuk sistem jaminan pesangon tidaklah mudah, sebab ini pertama kalinya yang ada di Indonesia.
“Sistem Jaminan Pesangon adalah hal yang baru di Indonesia. Dari sisi manapun prospeknya sangat menguntungkan, jadi butuh banyak hal yang harus dilakukan serta dikumpulkan, dan itu tidak mudah.” Ungkap Jazuli.
Gagasan jaminan pesangon adalah hal yang sangat menarik dan penting untuk dibahas. Dibutuhkan banyak kompilasi dan referensi yang tentunya membutuhkan konsentrasi dan korelasi. Tingginya antusias para perumus, menjadi semangat tersendiri ditengah suasana pegunungan yang dingin dan sepi.
Diakhir acara, untuk lebih mematangkan rumusan, DPW FSPMI Jawa Timur mengagendakan studi banding ke negara-negara Skandinavia yang tentunya telah berhasil menjalankan jaminan pesangon.
Tak ayal, hal ini akan semakin menambah semangat dan rasa penasaran tentang bagaimana bentuk sistem jaminan pesangon.
Perlahan namun pasti, langkah demi langkah terus ditapaki. Mungkin bagi sebagian orang, gagasan jaminan pesangon adalah mimpi. Namun bagi pengurus organisasi FSPMI, itu adalah bukti bahwa perjuangan tidak cukup sampai disini. (Ipang Sugiasmoro)