April Mop dan Pak Jokowi

Foto: Rifkianto Nugroho/detik

Melihat dan membaca selera humor warga netizen akhir-akhir ini saya kalau menggunakan istilah teman saya jadi “terharu”. Bahkan di tengah kondisi wabah COVID-19 ini mereka seakan tidak kehabisan bahan untuk berhumor ria. Seandainya saja almarhum Gus Dus masih hidup pasti dia akan terkekeh melihat fenomena ini. Atau mungkin dia juga akan melempar joke joke khasnya menanggapi pernyataan pemerintah belakangan ini yang sering di anggap lelucon oleh rakyatnya.

Semenjak mewabahnya COVID-19 , kita tahu Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun pejabatnya sering membuat pernyataan yang bertolak belakang dengan kondisi sesungguhnya. Dulu bahkan Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga mempertanyakan klaim Pemerintah Indonesia yang bebas virus corona (Covid-19)

Bacaan Lainnya

Sedikit miris memang omongan setingkat presiden masih saja tidak di anggap oleh rakyatnya (baca :Hoax). Salah satu contohnya adalah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta tukang ojek hingga sopir yang memiliki cicilan kendaraan agar tak khawatir. Jokowi memastikan mereka akan diberi kelonggaran atau relaksasi kredit.

“Saya kira ini juga perlu disampaikan ke mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga atau angsuran diberikan kelonggaran atau relaksasi selama 1 tahun,” kata Jokowi dalam ratas soal virus Corona bersama menteri dan gubernur yang disiarkan langsung oleh Setpres, Selasa (24/3/2020)

Pernyataan Presiden Joko Widodo di atas memang menghibur masyarakat yang selama ini memiliki cicilan kendaraan bermotor, khususnya para ojek online (ojol).

Sontak esoknya sebagian masyarakat mulai menanyakan, bahkan meminta kepada perusahaan pembiayaan atau multifinance (leasing) untuk mendapatkan keringanan tersebut. Keributanpun tak dapat di kindarkan di sejumlah tempat pembiayaan (leasing)

Akibatnya perbankan dan pembiayaan (leasing) kalang kabut dengan kebijakan Jokowi ini. Penyebabnya, pemerintah ternyata belum mengeluarkan aturan jelas atas kebijakan yang diucapkannya secara lisan ini. Niatnya baik tapi terlalu dini

Seyogyanya pemerintah harusnya menyiapkan dulu aturan dan ketentuannya, baru di umumkan. Alhasil banyak perbedaan persepsi terjadi dan menjadi kisruh antar pihak.

Mengenai kelonggaran relaksasi kredit untuk nilai kredit di bawah Rp 10 milyarpun sayangnya kabar indah tersebut tidak indah di lapangan, bahkan ramai menjadi pertanyaan publik. Sebagian masyarakat mulai menanyakan, bahkan meminta kepada beberapa perbankan untuk mendapatkan keringanan tersebut. Sementara masih belum dapat petunjuk pelaksanaan lebih lanjut dari ‘manajemen internal’-nya, bahkan aturannyapun mereka belum tahu.

Kalau dipelajari secara detail, kebijakan penangguhan pembayaran angsuran dan cicilan ini sangat sulit dilaksanakan tanpa aturan ikutan yang lain. Karena pihak perbankan, maupun lembaga pembiayaan hanyalah lembaga intermediary (lembaga perantara). Sumber dana bagi perbankan dan lembaga pembiayaan untuk memberikan kredit berasal juga dari dana masyarakat yang punya tabungan dan deposito di perbankan.

Artinya, jika semua debitur tidak mau membayar cicilan padahal sebagian besar mampu membayarnya, maka yang akan terjadi justru kerugian besar di sektor perbankan dan lembaga pembiayaan. Hal ini dikarenakan perbankan harus tetap membayar bunga kepada penabung (deposan) tapi bank tidak menerima pendapatan dari debitur.

Melihat tidak sinkronnya antara perintah Presiden, POJK dan pelaksanaanya di lapangan, jika terjadi keributan yang lebih luas antara masyarakat dengan pihak lembaga keuangan siapa yang bertanggung jawab?

Yang terbaru presiden Jokowi juga mengumumkan pelanggan listrik golongan 450 VA akan digratiskan selama 3 bulan ke depan terhitung mulai bulan April 2020. Selain itu, pelanggan 900 VA juga akan diberikan diskon tarif sebesar 50% dengan masa pemberlakuan yang sama.

Dan ketika masyarakat memintakonfirmasi ke PLN, ternyata pihak PLN masih menunggu surat perintah dari Kementerian ESDM untuk melaksanakan kebijakan tersebut . Lagi lagi netizenpun berkomentar miring ”Jangan jangan Hoax lagi” , “Kabar buruknya dia lagi yang ngomong” .

Dan memasuki bulan April ini semoga mereka tidak merayakan April Mop sehingga tidak semakin banyak “prank-prank” dari mereka. Dan semoga wabah COVID-19 ini hanya April Mop saja sehingga esok ketika kita terbangun, wabah ini sudah usai (Ete)

Pos terkait