11th ASEAN Forum On Migrant Labour : Digitalisasi Untuk Mempromosikan Kerja Layak Bagi Buruh Migran

Singapura, KPonline, -Di era digital saat ini, perubahan yang sangat cepat terus terjadi, hingga melupakan peran manusia. Akan tetapi, digitalisasi terhadap suatu pekerjaan dapat kita manfaatkan, sehingga peranan manusia dalam sebuah pekerjaan dapat dimaksimalkan, bukan malah menyingkirkan. Saling mendukung untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Melihat dan menyaksikan apa yang sedang melanda sebagian belahan dunia tersebut, maka ASEAN Forum On Migrant Labour melaksanakan agenda kegiatan sidang dan diskusi yang bertujuan untuk memberdayakan peran buruh migran dalam era digital. Agenda kegiatan ini merupakan yang ke-11 kalinya diadakan, dan tingkat partisipasi dari seluruh undangan pun meningkat dari agenda kegiatan yang sebelumnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran buruh migran dan peran dunia digital dalam dunia kerja.

Agenda kegiatan tingkat regional negara-negara ASEAN ini dilaksanakan di Marina Mandarin Hotel, Marina Bay, Singapura. Dan sebagai tuan rumah, tentu saja Singapura akan menjadi negara di ASEAN yang akan mengaplikasikan konsep digitalisasi dipadu dengan pemberdayaan buruh migran. Agenda kegiatan yang akan digelar selama 29-30 Oktober 2018 ini diikuti oleh Sekretariat ASEAN, Kementrian Tenaga Kerja Negara-negara ASEAN, Asosiasi Pengusaha Negara-negara ASEAN, Serikat Pekerja-Serikat Buruh Negara-negara ASEAN, UN Women, TF-AMW dan IOM UN Migration.

Dimas Priadi Wardhana yang hadir mewakili Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI/CITU) menjelaskan, bahwa dalam era digital yang cepat berkembang pada saat ini, perlu disikapi secara komprehensif dan konsentratif. “Perkembangan era digital akan menggerus kaum buruh. Era digital 4.0 sudah didepan mata. Sebagai kaum buruh, khususnya buruh migran, harus bisa menyeimbangkan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman” ungkap Dimas yang juga merupakan Ketua DPC Farkes Reformasi Bogor.

Peserta Melakukan Foto Bersama

Hadir pula Daniel Awigra dari Human Right Working Group dan Greg Chen yang mewakili Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Tidak hanya itu, Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia juga mengirimkan perwakilan dalam perhelatan yang cukup penting tersebut. Sigit Ary Prasetyo dan Gigih Putra menjadi perwakilan Kementrian Tenaga Kerja, mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam ajang forum negara-negara ASEAN ini.

Berbagai hal-hal penting dibahas dan disampaikan dalam forum negara-negara ASEAN kali ini. Dan salah satu hal yang menjadi konsentrasi dari seluruh peserta agenda kegiatan ini adalah tentang digitalisasi dan peran buruh migran. Hal-hal tersebut disampaikan oleh Sigit Ary Prasetyo sebagai pembicara mewakili Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Dan diakhir sidang AFML yang ke-11 kalinya ini, ada 2 hal penting yang disepakati oleh seluruh peserta. Yaitu :

1. Digitalisasi Manajemen Buruh Migran.

Dalam hal ini akan dibuat sebuah platform digital untuk mempermudah rekrutmen buruh migran, penempatan buruh migran, jenis pekerjaa serta pengembalian dan re-integtrasi buruh migran. Langkah-langkah ini perlu diambil agar efisiensi waktu, menekan biaya dan transparansi bagi buruh migran.

2. Layanan Digital Bagi Buruh Migran

Dibutuhkan kesiapan buruh-buruh migran dalam menghadapi digitalisasi dari sebuah pekerjaan. Pihak-pihak terkait seperti Kementrian Tenaga Kerja, asosiasi pengusaha, serikat pekerja-serikat buruh dari masing-masing negara, harus berintegrasi dalam menyongsong era digitalisasi bagi buruh migran.

Di akhir sidang, pihak panitia ASEAN Forum On Migrant Labour mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, yang sudah mensukseskan sidang AFML pada tahun ini. Terutama kepada Kementrian Tenaga Kerja Singapura, yang sudah memfasilitasi agenda kegiatan yang cukup penting ini. Seluruh peserta pun mengapresiasi kepada Kementrian Tenaga Kerja Thailand, yang sudah menyatakan diri bersedia sebagai tuan rumah sidang AFML yang ke-12 berikutnya.

Kontributor : Dimas P Wardhana

Editor : Rinto D Wahana