Selamat Jalan, bu Patmi…

Jakarta, KPonline – Patmi (48 tahun), salah seorang petani perempuan asal kawasan Pegunungan Kendeng, yang melakukan aksi mengecor kaki di depan Istana Negara, meninggal dunia pada Selasa (21/3/2017) dini hari.

Terkait Patmi, akun fb Boemi Mahardika menuliskan status yang menarik. Diinformasikan, bahwa jenazah pahlawan Kendeng yang gugur dalam medan perjuangan telah dimakamkan di tanah leluhurnya yaitu Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Ratusan orang mengiring jenasah ke tempat keabadiannya.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Kendeng Berduka, Salah Satu Peserta Aksi #DipasungSemen2 Meninggal

Rumah Patmi masuk dalam ring 1 rencana pembangunan pabrik semen oleh PT SMS (Sahabat Mulya Sakti) anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa, membuatnya dengan gigih dan tekad yang kuat berjuang menolak ekspansi pabrik semen. Baginya dan juga masyarakat yang lain Pegunungan Kendeng adalah ibu bumi yang telah memberi hidup dan penghidupan.

Patmi meninggalkan seorang suami yang sambil menunggu hasil bertani harus merantau ke tanah seberang dan 2 orang anak, yaitu Sri Utami dan Muhamadun Da’iman.

Sri Utami ketika ditanya perihal almarhumah Ibunya menjawab: “Nggih wanci ndekwingi niku mak’e mangkat (ke Jakarta) niku nggih mboten wonten paksaan. Nggih mpun pamit kaleh keluarga. Iku saking keluarga lah nggih mpun ngizini, wong sanjange niku pamit kangge berjuang mbelani anak-putu, mbelani tanah aire dewe. Umpami wonten nopo-nopo nggih niku mpun westine seng ndamel urip, westine Gusti Allah.
Kulo nggih, insyaallah nggih saget nampi. La pripun maleh? Garise semonten. Ngoten. Nggih mugi-mugi wae seng ditliler niki, keluargane nggih diparingi ketabahan. Iku mawon.”

Baca juga: Demi Kendeng Lestari

Ya memang ibu berangkat tidak ada paksaan, juga sudah berpamitan dengan keluarga, dari keluarga juga sudah mengizinkan. Ibu menyampaikan bahwa pamit untuk berjuang membela anak-cucu, membela tanah air sendiri. Seumpama ada apa-apa itu sudah menjadi kehendak Yang Membuat Hidup, kehendak Gusti Allah. Saya ya insyaallah bisa menerima. Mau bagaimana lagi, takdirnya segitu. Ya semoga saja, keluarga yang ditinggal ini diberi ketabahan.

Selamat jalan Ibu Patmi Kartini Kendeng. Suaramu dalam liang kubur akan berdentang keras dan nyaring. Merobek telinga-telinga tuli penguasa, menyayat nalar menghisap borjuasi, dan membenamkan sistem menindas di dunia ini.

Tanggapan Istana

Sementara itu, dilansir dari kompas.com, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengaku sudah menyampaikan tuntutan para petani Pegunungan Kendeng yang melakukan aksi mengecor kaki di Istana kepada Presiden Joko Widodo. Tuntutan itu yakni untuk mencabut izin lingkungan yang diterbitkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk operasional pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

Baca juga: Dukungan Untuk Kendeng Lestari Meluas

Namun, Presiden Jokowi tidak akan mencabut izin yang diterbitkan Ganjar karena merupakan wewenang pemerintah daerah.

“Itukan memang pemda punya kewenangan buat (menerbitkan) izin itu, tidak semua dari Presiden,” kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Meski tuntutan tidak dipenuhi, namun Teten menegaskan bahwa pemerintah sudah mencari jalan keluar.

Pemerintah sudah meminta PT Semen Indonesia untuk tidak beroperasi sementara waktu meski memiliki izin.

Baca juga: Petani Kendeng Dikhianati Gubernurnya Sendiri

Operasi harus dihentikan sampai Kajian lingkungan hidup Strategis yang dilakukan Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan selesai dilakukan akhir Maret nanti.

PT Semen Indonesia pun sudah sepakat menghentikan operasinya sementara waktu.

“Kan dari kementerian LHK saja, enggak harPetani Kendeng Dikhianati Gubernurnya Sendirius dari Presiden,” ucap Teten.

Teten merasa substansi tuntutan yang disampaikan petani kendeng sudah dipenuhi. Oleh karena itu, ia meminta petani Kendeng untuk menghentikan aksinya mengecor kaki di sebrang istana.

Baca juga: Aksi Petani Kendeng: Dibelenggu Semen

Apalagi, seorang petani, Patmi (48), meninggal karena terkena serangan jantung.

“Kita imbau lah kalo mau menyampaikan pendapat, aspirasi, jangan aksinya mengambil risiko pada keselamatan,” ucapnya.

Para petani Kendeng sebelumnya menilai izin yang diterbitkan Ganjar Pranowo melangkahi janji yang sudah disampaikan Jokowi ke petani pada Agustus 2016 lalu.

Saat itu, Jokowi berjanji tidak ada aktivitas penambangan yang dilakukan hingga Kajian lingkungan hidup Strategis yang dilakukan pemerintah selesai dilakukan. Izin tersebut juga melanggar putusan Mahkamah Agung 5 Oktober 2016 lalu.

==========
Baca juga artikel terpilih tentang perjuangan petani untuk mempertahankan Kendeng agar tetap Lestari yang diterbitkan KPonline.

Pos terkait