Buruh Perkebunan di Kabupaten Batubara Siap Bergabung dengan FSPMI

Batubara, KPonline – Kabupaten Batubara yang berjarak sekitar 150 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari kota Medan. Kabupaten ini merupakan daerah strategis yang berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Utara dan dekat dengan selat Malaka.

Pemerintah Pusat sudah menetapkan Sei Mangkei dan pelabuhan Kuala Tanjung yang berada di Kabupaten Batubara menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan diisi oleh ribuan perusahaan. Bahkan diprediksi akan menjadi kawasan industri terbesar di Sumbagut (Sumatera Bagian Utara). Saat ini, pengerjaan proyek pembangunannya sedang digenjot dan ditargetkan tahun 2018 sudah dapat beroperasi.

Bacaan Lainnya

Perlahan namun pasti, FSPMI berkembang pesat di Sumatera Utara. Salah satunya adalah dengan hendak didirikannya sebuah unit kerja di Kabupaten Batubara.

Dalam kaitan dengan itu, Rabu, 18 Januari 2017, rombongan DPW FSPMI Sumatera Utara yang terdiri dari Willy Agus Utomo (Ketua DPW), Tony Rickson Silalahi (Sekretaris DPW), Dedi Heriawan (Wakil Ketua Bidang Organisasi) bersama M. Lui Nasution dan Tukidi masing-masing adalah Ketua dan Sekretaris KC FSPMI Kabupaten Serdang Bedagai, menghadiri undangan pekerja/buruh sebuah perkebunan di Kabupaten Batubara.

Buruh perkebunan tersebut berkeinginan untuk bergabung menjadi anggota dan membentuk PUK SPAI-FSPMI di perusahaan tempatnya mereka bekerja.

Dalam diskusi yang dimulai sekitar pukul 17.00 WIB yang dihadiri 40-an orang, mereka menceritakan bahwa perusahaan sudah beroperasi sejak 17 tahun yang lalu. Perusahaan ini mempekerjakan 700-an pekerja/buruh dengan status karyawan tetap dan buruh harian lepas. Sudah ada 2 serikat pekerja yang berdiri di perusahaan. Namun demikian, hingga hari ini hak-hak normatif mereka belum juga terpenuhi. Bahkan tunjangan-tunjangan yang dulu diberikan sekarang malah dihilangkan. Jika ada pekerja/buruh yang melawan, maka akan diintimidasi dan dimutasi keluar dari daerah Batubara.

Menanggapi hal tersebut, Willy mengapresiasi keinginan para pekerja perkebunan ini untuk bergabung dan berjuang bersama FSPMI.

“Sepanjang rekan-rekan mau bergerak dan berani berjuang, FSPMI akan siap melawan untuk perjuangan pemenuhan hak-hak normatif dan peningkatan kesejahteraan rekan- rekan pekerja/buruh dan keluarganya,” katanya.

Sedangkan Tony Rickson Silalahi menambahkan. “FSPMI adalah tempat bagi kaum buruh yang mau dan berani berjuang untuk peningkatan kesejahteraan, bukan untuk menitip nasib. Kalau rekan-rekan hanya mau menitip nasib bukan disini tempatnya, mending cari aja serikat lain. Tapi kalau benar-benar mau berjuang merubah nasib, FSPMI siap bergerak dan berjuang bersama rekan-rekan untuk merebut kesejahteraan dan keadilan bagi kaum buruh dan keluarganya”.

Para pekerja/buruh yang hadir serempak menyatakan siap bergerak dan  berjuang bersama FSPMI, demi meningkatkan kesejahteraan. Mereka akan terus mengorganisir dan merekrut rekan-rekan buruh sebanyak-banyaknya agar dapat secepatnya membentuk PUK SPAI-FSPMI dan memulai perjuangan”.

Diskusi diakhiri pukul 22.30 WIB. Mereka menyerahkan kembali formulir keanggotaan dan memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota FSPMI. (*)

Penulis: Toni

Pos terkait