Warna Warni Aksi

Bogor, KPonline – Di depan gerbang pabrik, di pinggir-pinggir jalan, di kawasan-kawasan industri, bahkan hampir di segenap penjuru Kabupaten Bogor, pagi itu (15/3/2018) buruh Bogor sudah bersiap untuk pengawalan penetapan UMSK Bogor yang tak kunjung datang.

Berbagai serikat buruh dan serikat pekerja seakan-akan berlomba-lomba menyusun kekuatan masing-masing untuk satu tujuan yang sama.

Bacaan Lainnya
Pimpinan FSPMI Bogor melakukan orasi dari atas mobil komando.

Nilai UMSK Bogor 2018 sudah disepakati oleh 3 unsur yang ada di Dewan Pengupahan Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 8,71% dari nilai UMSK Bogor 2017. Ada 3 sektoral yang ada di Kabupaten Bogor dan nilai ini prosentase ini berlaku untuk masing-masing sektor.

Tidak seperti tahun-tahun yang sudah lampau, penetapan nilai UMSK Bogor pada tahun memang berdasarkan nilai prosentase PP 78/2015 yang ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, nilai prosentase tersebut berdasarkan atas nilai UMSK Bogor 2017 bukan berdasarkan UMK Bogor 2017.

Berdiri tegak untuk menyampaikan aspirasi.

Sehingga nilai nominal yang nanti akan ditetapkan akan lebih besar tentunya jika berdasarkan UMK Bogor 2017. Hal inilah yang menjadi faktor buruh-buruh Bogor menyambutnya dengan sukacita, sehingga berbagai pimpinan serikat buruh dan serikat pekerja yang ada di Bogor begitu antusias dalam pengawalan UMSK Bogor 2018 ini.

Dampak positifnya, berbagai serikat buruh dan serikat pekerja yang ada di Kabupaten Bogor berbondong-bondong menuju kawasan pemerintahan Kabupaten Bogor.

Di depan kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor.

Berbagai bendera serikat buruh dan serikat pekerja, dan tentu saja berbagai warna-warni baju yang dikenakan oleh masing-masing serikat buruh dan serikat pekerja tersebut. Laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu dalam kesatuan pemikiran dan satu pandangan tujuan.

Meskipun berbeda bendera serikat buruh dan serikat pekerja, bahkan terlihat dengan jelas, seragam kerja dan seragam dengan simbol-simbol serikat buruh dan serikat pekerja yang berbeda pula, akan tetapi hal tersebut tidak mengubah tujuan mereka yang sama, agar UMSK Bogor segera disahkan.

Tak hanya laki-laki, buruh perempuan pun turun ke jalan.

Karena pengesahan UMSK merupakan kewenangan Gubernur, ini menjadi pesan serius. Agar Gubernur tidak mengulur-ulur waktu. Apalagi, penetapan UMSK semestinya sudah dilakukan sejak 1 Januari yang lalu.

Warna warni aksi menjadi bukti, bahwa demonstrasi masih menjadi cara efektif untuk menyampaikan tuntutan. Sebab dengan cara inilah, tuntutan buruh akan didengar dan diperhatikan. Apalagi jila dialog sosial hanya sekedar menjadi basa-basi.

Pos terkait