Batam,KPonline – Minggu 2/2/2020 adalah tanggal cantik tahun ini dan bertepatan hari terakhir kelas menjahit pola dasar Bid VI PCEE Batam yang bertempat di Sekber PCEE lantai 3.
Kelas yang dimulai September 2019 kemaren dan telah berakhir 2 Februari 2020. Lebih kurang empat bulan dan lima belas kali pertemuan karena ada beberapa kali kelas diliburkan berhubung ada kegiatan program kerja bid VI PCEE yang lain.
Dari empat puluh peserta yang ikut alhamdulillah 85% lulus dan tuntas semua tugasnya. 15% lagi ada yang gagal mengikuti kelas dikarenakan kesibukan yang lain sehingga tidak dapat hadir maksimal. Ada juga yang pulang kampung atau merantau. Tapi bagi mereka yang kehadiranya 80% sudah dipastikan lulus dan mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan.
Di akhir kelas peserta harus memperlihatkan hasil karyanya. Mulai dari rok, baju gamis atau dress, dan juga celana kulot atau hawai dan ditambahkan atasan sehingga menghasilkan baju tidur yang cantik-cantik.
Hasil yang di tunjukan bagus-bagus dan berhasil memukau yang melihatnya. Terutama saya sendiri yang dipercaya sebagai mentor disini. Hasil karya mereka sangat bagus untuk pemula. Tentu saja ini bukan karena saya yang hebat, tetapi karena merekalah yang bekerja keras.
Dulunya saya juga seperti mereka. Belajar menjahit yang dibiayai PUK. Belajar kilat selama 12 kali pertemuan lebih kurang tiga bulan. Ilmu yang didapat saya praktekan, dan saya tidak berhenti belajar dikelas saja. Saya bertanya kepada teman yang memang berprofesi menjahit dan juga membuka channel you tube yang sekarang sudah banyak beredar dan memudahkan kita dalam belajar.
Bermodalkan ilmu yang sedikit inilah saya mencoba membagi kepada teman-teman perempuan buruh FSPMI. Ibarat mata air, saya adalah mata air yang dangkal. Tapi ada orang bijak berkata “Mata air yang dangkal sekalipun, kalau ia jernih maka akan tetap bisa menghilangkan haus dan dahaga”
Harapan saya, mereka yang belajar hari ini juga akan membagikan ilmunya kepada orang lain. Minimal di PUKnya masing-masing. Sehingga ilmu itu akan terus mengalir seperti air sungai yang terus dan terus memberikan manfaat.
Peserta dari gelombang pertama sudah ada yang mengajar di PUKnya, yaitu PUK SBI. Bahkan dia lebih hebat karena setelah belajar pola dasar ia melanjutkan ke tingkat lanjutan. Sekali lagi saya berdecak kagum dan bangga akan mereka.
Ya, mereka memang pantas untuk dibanggakan dan dikagumi. Disamping mereka ibu rumah tangga, mereka juga menopang perekonomin keluarga dengan menjadi buruh pabrik. Dan di luar dari pada itu, hari libur mereka gunakan untuk menuntut ilmu.
Tidak mudah tentunya bagi buruh perempuan untuk mengatur waktunya agar semua berjalan selaras. Keluarga, karir dan jug organisasi. Maka dari itu saya menyebut mereka adalah perempuan hebat. Tentu itu semua tidak luput dari dukungan keluarga juga, terutama anak dan suami tercintanya.
Kegiatan ini tentu tidak akan berhenti disini. Akan ada kelas lanjutan atau bahkan kelas menjahit untuk tingkat profesiaonal. Nelifdawati sebagai Waka bid VI PCEE dan Agusma Wati sebagai Wasek tentu akan terus bergerak untuk melanjutkan program kerja ini.
Sesi terakhir kelas kami tutup dengan acara ramah tamah makan bersama. Inipun kami lakukan dengan sederhana. Membawa menu andalan masing-masing lalu dijadikan satu makan di atas daun pisang. Indahnya kebersamaan dalam kesederhanaan.
Sederhana memang, tapi kebersamaan kami tidaklah sederhna itu. Akan ada kebersamaan-kebersamaan yang lain. Akan terus bersatu dalam barisan buruh untuk ikut berjuang dalam pergerakan organisasi.
Kelas memang telah berakhir. Tapi perjuangan kita belum. Teruslah bergerak, berkarya, mewarnai dalam kebaikan dan menginspirasi dalam hal positif.
(Maryam Ete)