Medan, KPOnline – Aksi Unjukrasa ribuan buruh kota Medan yang bergabung dalam Aliansi Buruh Medan yang berlangsung pada Rabu (3/11/2015) untuk menolak PP No.78 Tahun 2015 yang baru saja di sahkan oleh Jokowi di warnai dengan adanya aksi premanisme terhadap massa buruh. Akibatnya, seorang buruh terpaksa dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi kritis. Koordinator aksi, Nicholas SH mengatakan, saat buruh melintas untuk menjemput dan mengajak massa lainnya untuk turun ke jalan tadi, terjadi insiden di Kawasan Industri Medan (KIM).
“Dalam perusahaan itu sudah disiapkan besi-besi dan kayu di pergudangan kayu, di mana saat buruh melintas langsung terjadi penyerangan. Buruh yang diserang 6 dari SBSI dan 1 dari KGB Peta. Para penyerang berjumlah sekitar 50 orang berpakaian preman, Buruh tidak berniat masuk ke pergudangan tersebut,” kata Nicholas, yang juga Ketua SBSI Sumut kepada media.
Nicholas sangat prihatin dan menanyakan tidak adanya pengamanan dari pihak polisi, sehingga tujuh buruh menjadi korban dan satu buruh harus di rawat intensif di Rumah Sakit.Dia mengatakan, mereka telah menyurati Polda Sumatera Utara dan tiga Polres untuk mengusut peristiwa pemukulan dan pembacokan tersebut
Nicholas dalam konfrensi persnya di kantor Sekretariat bersama Jalan Dajam Raya No.77, Kec Medan Petisah mengatakan pihaknya mengutuk tindakan preman tersebut. ” Kami minta agar Kepolisian Polda Sumatera Utara (Poldasu) segera mengusut tuntas dengan menangkap para pelaku pemukulan dan pembacokan para buruh, ABS juga mengecam keras Kinerja jajaran Polres Pelabuhan Belawan yang terkesan sengaja membiarkan kejadian ini, pada hal pada saat kejadian ada beberapa personil kepolisian baik dari intel dan yang berpakaian dinas ada dilokasi saat kejadian tersebut berlangsung,” kata Nico.
Masih dikatakannya, pihaknya mengutuk keras perbuatan ini, Poldasu harus segera menangkap pelaku dua kali dua puluh empat jam, dan kita menyesalkan petugas Polres belawan yang ada pada saat kejadian hanya diam saja, ” ucapnya. ” Kami minta kepada Kapolda Sumut agar segera mencopot Kapolres Pelabuhan Belawan, hal ini dikarenakan jajarannya membiarkan insiden ini, padahal ABS telah memberitahukan secara resmi jadwal aksi unjuk rasa sebelumnya,” tegasnya
Hal senada juga disampaikan Ketua KC FSPMI Kota Medan, Tony Rickson Silalahi meminta agar Kapoldasu mengusut tuntas aksi premanisme yang diduga dibiayai oleh pihak perusahaan dipergudangan Paya Rumput.
” Kita minta agar para pengusaha yang menyewa preman untuk mukuli buruh juga ditangkap,” ujarnya seraya menambahkan pihaknya malam ini sekira pukul 19.00 WIB akan membuat pengaduan resmi ke Polda Sumut dengan membawa ketujuh orang yang menjadi korban premanisme,” tandasnya.
Adapun nama ketujuh korban pemukulan adalah :
1.Muhammad Hambali Lubis (SBSI)
2. Candra Maulana Sinaga (SBSI)
3. Ari Prawira (SBSI)
4. M. Hadnin (SBSI)
5. Rudi Yono Sitohang (FSPMI)
6. Josep Sijabat (SBSI)
7. Sarianus Saragih (SBSI).
Pantauan di kantor Sekret bersama , tampak beberapa para korban pemukulan, para korban mengalami luka dibagian kepala, luka lembam ditubuh dan 10 jahitan luka robek dibagian tangan.*S.Ete (dari berbagai sumber)