Tolak Kenaikan BBM, KSPI dan BEM SI Turun ke Jalan

Jakarta, KPonline – Ratusan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI) bersama-sama dengan mahasiswa Aliansi BEM Seluruh Indonesia Wilayah Jabodetabek plus Banten melakukan aksi demonstrasi di Istana Negara, Selasa (10/4/2018).

Aksi ini dipicu sikap PT Pertamina yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis pertalite sebesar Rp.150-200 per liter. Kenaikan BBM Ron 90 ini pertamakali terjadi pada 13 Januari 2018.

“Ini merupakan kado buruk yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat di awal tahun 2018,” kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Senin (9/4/2018).

Tidak berhenti di situ, pada 13 Januari, harga Pertamax yang semula Rp8.600 naik Rp200 menjadi Rp8.800. Kenaikan juga terjadi pada jenis BBM Pertamax Turbo dari Rp10.550 menjadi Rp10.800, dan Pertamina Dex dari Rp10.350 menjadi Rp10.800.

Sepekan kemudian, atau pada 20 Januari, Pertalite ikut naik dari Rp7.700 menjadi Rp7.800 dan Dexlite dari Rp7.450 menjadi Rp7.650. Selang lebih dari sebulan, 24 Februari 2018, Pertamina kembali menaikkan harga BBM non subsidi, dengan rincian harga Pertamax naik dari Rp8.800 menjadi Rp9.100, Pertamax Turbo naik Rp10.800 menjadi Rp11.300, Dexlite naik Rp7.650 menjadi Rp8.250, dan Pertamina Dex naik dari Rp10.800 menjadi Rp11.550.

Kemudian, pada akhir pekan lalu, Pertamina kembali menaikkan harga Pertalite sebesar Rp200 per liter di wilayah DKI Jakarta menjadi Rp7.800/liter dari sebelumnya Rp7.600/liter.

“Ironisnya, secara beraamaan BBM subsidi sulit ditemui. Akibatnya, mau tidak mau, masyarakat terpaksa membeli BBM non subsidi yang harganya terus menerus naik,” kata Said Iqbal.

“Kenaikan BBM akan memukul daya beli buruh dan masyarakat kelas bawah, termasuk para pengemudi transportasi online, di tengah perekonomian yang sedang sulit,” lanjutnya.

Karena itu, bersama-sama dengan mahasiswa dan elemen lain, buruh melakukan aksi turun untuk menolak kenaikan harga BBM dan meminta adanya subsidi terhadap BBM dengan jumlah yang mencukupi.

Penolakan terhadap kenaikan BBM akan terus disuarakan buruh, hingga peringatan Hari Buruh Internasional tanggal 1 Mei 2018 yang akan diikuti ratusan ribu buruh.