Tak Masalah Jokowi Pakai Pemeran Pengganti, Asal Bukan Saat Membuat Kebijakan

Jakarta, KPonline – Acara pembukaan Asian Games 2018 terus menjadi pembicaraan. Banyak yang memuji itu adalah kegiatan yang spektakuler. Berkelas dunia.

Saya pun termasuk yang beranggapan demikian. Itu pembukaan yang keren. Sebanding dengan biaya yang dihabiskan, yang menurut pemberitaan tempo.co mencapai 685 milyar.

Untuk sebuah pementasan kurang lebih 2 jam itu, konon nilainya jaum lebih besar dari pembukaan olimpiade beberapa tahun lalu.

Jangan ditanya seberapa banyak uang 685.000.0000.000 itu. Saya pun tak pernah melihat uang sebanyak itu. Yang jumlah nolnya saja berbaris panjang seperti buruh yang sedang aksi.

Namun demikian, dibalik gegap gempitanya pembukaan, menyisakan ruang perdebatan. Apalagi kalau bukan tentang aksi naik motor presiden Jokowi saat memasuki stadion GBK.

Ada yang berpendapat, acara yang wah itu rusak karena video yang norak. Bahkan ada yang kelewat kasar dengan menyebut video itu mempermalukan Indonesia di kancah dunia.

Mereka yang berpendapat ini mengatakan, video itu lebih mirip sebagai video pencitraan. Tidak ada korelasi dengan Asian Games, juga tidak ada manfaat untuk Indonesia, tanpa promosi pariwisata.

Meminjam kalimat Fahd Pahdepie, saya tidak mempermasalahkan jika yang melompati mobil dengan motor gede itu bukan Jokowi!

Tidak apa-apa jika pun yang zig zag di tengah kemacetan sekaligus yang melakukan ‘sudden break’ sampai motornya nungging itu bukan beliau.

Kita tahu, adegan itu dimainkan oleh stuntmant. Pemeran pengganti. Kecuali bagian Jokowi membuka helm dan bertanya dengan earth voice-nya, “Apa?”, Pada bocah tambun yang berkata “Waw” sambil melongo.

Sebagai bagian dari pertunjukan, saya rasa semua sah saja. Selama ia tidak memakai pemeran pengganti untuk tugas-tugasnya di Istana dalam hal menentukan kebijakan bagi negeri tercinta.

Saya tidak bisa membayangkan jika presiden seperti bintang film yang mengikuti skenario sang sutradara. Saya ingin presiden adalah sang sutradara itu sendiri. Yang memiliki ketegasan untuk memutuskan apa yang memang seharusnya diputuskan.

Karena itu, mari akhiri perdebatan ini. Permasalahan bangsa dan negara ini jauh lebih besar ketimbang menghabiskan energi kita untuk urusan video pendek yang diputar saat pembukaan.

Mari dukung olahragawan-olahragawati Indonesia untuk berlaga. Mengharumkan nama bangsa.