Sri Yanti, Buruh Perempuan yang Militan

Serang, KPonline – Melihat sosok perempuan yang selalu berada di garis depan. The power of emak-emak FSPMI Banten.

Bagi buruh Banten khususnya Tangerang, mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok aktivis perempuan yang selalu aktif untuk hadir dalam setiap pergerakan buruh FSPMI Banten.

Perempuan kelahiran Bima Januari 1979, Sri Yanti yang akrab dengan panggilan Sri. Ibu dari satu anak ini, saat ini duduk di kepengurusan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi  Serikat Pekerja Metal Indonesia (PC SPAI FSPMI) sebagai bidang perempuan. Dia juga adalah seorang anggota Garda Metal yang sangat aktif di FSPMI Tangerang Raya.

Dia sudah tidak bekerja di tempat kerja nya terhitung sejak bulan April 2015 karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Alasan PHK pada saat itu, karena di anggap merugikan perusahaan yang pada saat itu melakukan mogok spontan dan perusahaan menganggap ia telah memprovokasi para pekerja. (Itu menurut mereka dari pihak perusahaan ya).

Meski demikian, hal tersebut tidak menghalangi perempuan tangguh satu ini untuk tetap aktif di organisasi.

Semangat dan konsistensi nya dalam pergerakan buruh khusus nya di FSPMI Tangerang Banten memang sudah tidak di ragukan.

Alasan perempuan kelahiran bima yang sampai saat ini masih aktif adalah,

“Karena meskipun saya sudah tidak menerima upah layaknya pekerja pada umumnya saat masih bekerja, tapi sampai hari ini saya masih menerima nafkah dari seorang buruh pabrik, yaitu suami saya sendiri,” ucap Sri.

“Mungkin apa yag saya perjuangkan bukan saya yang merasakan, tapi setidaknya mungkin bisa memberikan motivasi buat kawan-kawan buruh yang sampai saat ini masih menerima upah dan masih mau terus berjuang demi nasib mereka ke depan,” tambahnya.

“Karena berjuang bukan hanya tentang kita, bukan hanya tentang hari ini, tapi berjuang juga tentang hari esok demi nasib anak cucu kita kelak dan demi nasib anak-anak bangsa ini di kemudian hari. Terutama kaum buruh dan rakyat indonesia”. (Ayu)