Solidaritas: Persatuan Tanpa Batas

Suasana sahur bersama di Kemnaker, Jumat 16 Juni 2017. Sahur bersama ini dilanjutkan dengan aksi protes buruh PT Smelting.

Bekasi, KPonline – Solidarity Forever. Inilah tulisan yang sering kita lihat di punggung jaket FSPMI. Tentu saja, solidarity forever bukan sekedar tulisan biasa. Solidaritas mempunyai makna yang sangat luas. Solidaritas berperan penting bagi persatuan gerakan rakyat, terutama gerakan serikat pekerja.

Solidaritas bisa dilakukan dalam berbagai cara. Baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan doa pun termasuk solidaritas yang paling ringan yang semua orang bisa lakukan.

Ketika kita melihat kawan kita sedang berjuang menuntut keadilan, menuntut hak-haknya yang di rampas, menuntut apa yang seharusnya di terima, apakah kita diam saja? Tentu saja tidak.

Sebagai contoh, diperlihatkan oleh anggota FSPMI yang melihat saudara-saudara tak sedarah berjuang didepan kantor Kementrian Ketenagakerjaan RI, Jakarta. Pada jumat dini hari, 15 Juni 2017, puluhan anggota Garda Metal FSPMI Bekasi mengadakan solidaritas terhadap aksi PUK SPL FSPMI PT Smelting.

Mereka datang ke Jakarta untuk mengikuti acara saur on the road. Sahur perlawanan. Sehari sebelumnya, kegiatan serupa juga sudah dilakukan.

Pangkornas Garda Metal, Baris Silitonga, terlihat berada diantara massa. Begitu juga Pangkorda Garda Metal Bekasi, Supriyatno.

Para Koordinator Area Garda Metal Kawasan Industri Bekasi seperti EJIP, Hyundai, Jababeka, juga nampak hadir. Tidak hanya itu, sejumlah pimpinan nasional buruh juga berada di sana.

“Meskipun hanya makan sahur bersama tapi suasana kebersamaan terasa begitu indah. Sama seperti kalau kita sahur di rumah bersama-sama keluarga,” ujar Darmadi salah satu anggota FSPMI Bekasi yang juga hadir.

Semangat solidaritas, semangat perlawanan yang harus terus dibangun dan digelorakan antar PUK, antar serikat pekerja, lintas daerah maupun lintas negara. Kita menyakini, kekuatan serikat pekerja adalah solidaritas, kebersamaan, dan kesatuan.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk menciptakan persatuan sejati. Bukan persatuan semu karena dipaksakan. Dibutuhkan kesadaran agar bisa lebih maju.

Penulis: Edi Purnomo