Situasi dan Kondisi Pesisir Pantai yang Terdampak Tsunami

Pandeglang, KPonline – Di tengah perjalanan antara Pasar Panimbang dan Pandeglang, kami melewati Kampung Cikujang, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Di kampung yang terlihat relatif sepi ini, sudah banyak rumah yang ditinggalkan oleh para penghuninya. Kondisi rumah yang rusak, berbagai kandang ternak yang hancur lebur akibat terjangan tsunami dan kondisi jalan serta Infrastruktur yang rusak ringan hingga berat.

Di kampung Cikujang, kami menghentikan laju kendaraan roda empat yang kami tumpangi. Ketika nampak dalam pandangan kami, Pak Aman dan keluarganya sedang berada di tenda pengungsian yang berada tepat dipinggir jalan desa.

Kondisi keluarga Pak Aman dan keluarganya cukup memprihatinkan, karena faktor traumatik, memaksa mereka untuk tidur didalam tenda pengungsian, pemberian salah satu lembaga pendidikan milik pemerintah.

“Setiap malam saya terpaksa begadang, soalnya takut kalau air laut naik lagi malam-malam. Hampir semua warga disini sudah mengungsi. Takut ada tsunami lagi,” tutur Aman pria berusia sekira 60 tahun ini.

Ini baru Kampung Cikujang, dan masih ada banyak kampung yang senasib dan sepenanggungan.

Seperti yang juga dialami oleh Abdul Muti, salah seorang warga masyarakat Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tiba-tiba saja dia menghampiri kami dan meminta seraya mengiba belas kasihan.

“Boleh saya minta bantal dan guling yang Bapak-bapak bawa?” Tanpa keraguan dia mengucapkannnya. Kami pun agak terheran-heran dengan apa yang diucapkan oleh Abdul Muti, karena bagaimana dia bisa tahu, kami membawa begitu banyak bantal dan guling untuk disumbangkan.

Setelah menerima pemberian kami, sepasang bantal dan guling berbahan busa tersebut, Abdul Muti berkisah secara singkat tentang situasi dan kondisi Kecamatan Sumur secara umum.

“Sudah 3 minggu kami mengungsi ke Kopi (sebuah sebutan untuk lahan konservasi tanaman kopi milik Badan Konservasi Hutan Kementrian Kehutanan). Pulang kerumah kalau pagi, balik lagi ke Kopi kalau udah mau Maghrib, tidurnya disana,” tutur Abdul Muti kepada awak Media Perdjoeangan Bogor yang turut serta dalam rombongan tim penyaluran bantuan kemanusiaan FSPMI Bogor.

Sisi kiri dan kanan jalan desa, yang nampak hanyalah penderitaan dan wajah-wajah murung masyarakat yang terkena dampak langsung bencana alam tsunami.