Sikap Sigap Relawan Jamkeswatch Menolong Pasien Tidak Mampu

Semarang, KPonline – Yanto Waluyo, seorang warga Dusun Tegalrejo, Bawen, Kabupaten Semarang yang bekerja sebagai salah satu sopir di sebuah perusahaan. Yanto hidup hanya bersama dengan Istri, Ia tidak memiliki anak.

Yanto memiliki sebuah keluhan yakni sebuah benjolan di leher, hal ini disebabkan infeksi yang ditimbulkan dari gigi berlubang. Makin lama benjolannya semakin terasa sakit dan mengganggu pekerjaannya sebagai seorang sopir.

Pernah, karena tidak kuatnya menahan sakit, Yanto meninggalkan seluruh muatannya di daerah Demak.

Yanto yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan apapun pernah mencoba mendaoatkan pengobatan ke RSUD Ambarawa yang selanjutnya di rujuk ke RSUP Kariadi karena faktor kelengkapan alat dan dokter.

Dari diagnosa dokter di RSUD Ambarawa , Yanto di duga mengalami masalah kelenjar getah bening dan harus segera di lakukan tindakan operasi. Berbekal uang Rp 1.500.000 dari Perusahaan, Yanto pun berangkat ke RSUP Karyadi tetapi ia tak mampu melanjutkan perawatan karena biaya pengobatan yang tinggi.

Yanto menceritakan segala keluhannyq tersebut kepada tetangga Kost-nya Lina, salah seorang penyiar radio swasta. Dari segala penuturan Yanto, Lina pun iba dan mencoba mencarikan pertolongan untuk Pria yang sudah dianggapnya sebagai Kakung (Kakek_red).

Lina pun bertanya kepada temannya semasa SD dulu yang kebetulan menjadi salah satu relawan Jamkeswatch di Kab. Bogor, Sani Adlan.

Oleh Sani, Lina di berikan referensi nomor salah satu relawan Jamkeswatch daerah Kota Semarang yakni Agus Victory, Sabtu (22/12).

Lina kemudian menghubungi Agus, namun karena saat itu Agus sedang dalam keadaan sakit, ia hanya bisa mengumpulkan data dan kronologi terkait keluhan pasien. Termasuk mempertanyakan Jaminan Kesehatan dari pasien.

Agus heran, karena berdasarkan informasi Lina, Pak Yanto pernah mencoba menanyakan terkait pengurusan BPJS kepada Perusahaan, justru oleh Mandor di tempat Yanto bekerja di jawab: “Kamu punya barang berharga to, ya dijual saja. Perusahaan gak ada waktu buat mengurus.”

Seterusnya dari laporan Lina, Relawan Agus menyampaikqn kepada DPD Jamkeswatch Kota Semarang, Budi Susanto dan DPD Jamkeswatch Kab. Demak, Cici Malia Astuti.

Mendapat laporan tersebut, Relawan pun langsung terjun ke lapangan mendatangi rumah pasien, Minggu (23/12). Karena pasien belum memiliki kartu jaminan kesehatan, relawan langsug menghadap Ketua RT dan Ketua RW setempat supaya nanti dibuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang mana SKTM itu nantinya akan dijadikan Jamkesda.

Team relawan Jamkeswatch akhirnya mengevakuasi pasien ke RS Ken Saras namun di tolak karena RS Ken Saras tidak menerima penjaminan SKTM. Kemudian relawan Jamkeswatch, Krisyanto menghubungi ambulance untuk memindahkan pasien ke RSUD Ungaran yang jaraknya paling dekat.

Di RSUD Ungaran langsung dibawa ke UGD sementara relawan Budi Susanto dan Cici Malia berunding dengan pihak rumah sakit atas penjaminan yang baru akan dibuat.

Akhirnya team relawan berhasil meloby pihak rumah sakit dan pasien bisa di rawat di RSUD Ungaran dan mendapat ruang perawatan di ruang Mawar lantai 2 nomor 211.

Rencana, Rabu 26 Desember 2018 team relawan Jamkeswatch akan mulai bergerak kembali untuk mendapatkan Jamkesda sementara pasien atas nama Yanto dirawat di rumah sakit.

“Karena ada libur Natal, kami baru bisa bergerak lagi untuk mendapatkan Jamkesda untuk pasien pada hari rabu esok, yang penting bagi kami, pasien harus segera mendapatkan perawatan,” ungkap Cici. (Afg)