Serikat Buruh Pertama Dunia Lahir di Desa Kecil Inggris

Serikat Buruh Pertama Dunia Lahir di Desa Kecil Inggris

Ditengah pergolakan Revolusi Industri saat itu, dimana ketika mesin mulai menggantikan tangan manusia dan ketimpangan sosial kian mencolok, sebuah desa kecil bernama Tolpuddle di Dorset, Inggris, menjadi saksi kelahiran serikat pekerja atau serikat buruh (SP/SB) modern pertama yang terdokumentasi dalam sejarah, yaitu “The Friendly Society of Agricultural Labourers”.

Didirikan pada tahun 1833 oleh enam buruh tani yang kemudian dikenal sebagai Tolpuddle Martyrs, serikat ini muncul sebagai respon atas ketidakadilan upah yang diterima para pekerja pertanian. Mereka bersatu, bukan dengan kekerasan, melainkan dengan solidaritas. Namun langkah kolektif ini justru dianggap sebagai pelanggaran hukum oleh pemerintah Inggris saat itu.

Enam pendirinya dijatuhi hukuman kerja paksa di Australia, hanya karena membentuk serikat. Peristiwa ini memicu gelombang protes luas di seluruh negeri, yang pada akhirnya menuntut dan berhasil memperoleh pembebasan mereka. Kisah keberanian dan pengorbanan ini tidak hanya mengguncang Inggris, tetapi juga menyalakan api gerakan buruh yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Sebelum itu, bentuk persatuan seperti guilds dan trade clubs memang sudah ada sejak Abad Pertengahan. Namun, organisasi-organisasi tersebut lebih bersifat eksklusif dan mewakili para pengrajin elit, bukan kaum buruh biasa. Bahkan lewat Combination Acts tahun 1799–1800, buruh dilarang membentuk organisasi kolektif. Undang-undang tersebut baru dicabut pada 1824–1825 setelah tekanan publik dan aksi buruh yang semakin kuat.

Kisah The Friendly Society of Agricultural Labourers kini dianggap sebagai tonggak sejarah gerakan buruh dunia. Dari perjuangan para buruh desa yang nyaris terlupakan itu, lahirlah kesadaran kolektif bahwa keadilan di tempat kerja hanya bisa diperjuangkan lewat persatuan.

“Tanpa keberanian mereka, tidak akan ada serikat pekerja seperti yang kita kenal sekarang. Mereka bukan hanya martir, mereka adalah pionir demokrasi industrial”