Selamat Jalan Bung Jaka, Pemersatu Aktivis Pekerja PLN

Bandung, KPonline – Berita duka menyambangi para aktivis serikat buruh nasional dari pekerja PLN. Adalah Abdullah Siddik atau yang biasa dipanggil Bung Jaka/Bung Jack dikabarkan wafat pada pukul 22.00 Sabtu malam di RS Muhammadiyah Bandung pada hari Sabtu 30 November 2019

Sebelumnya mendiang masih masuk kerja menunaikan kewajibannya sebagai petugas pelayanan teknik PLN Bandung dan tiba-tiba mengalami kondisi kesehatan yang menurun. Kemudian sempat dilarikan ke rumah sakit namun Allah berkehendak lain, Bung Jaka divonis meninggal akibat serangan jantung.

Bung Jaka mulai membentuk serikat pekerja pada Oktober 2011 bergabung dalam SPEE FSPMI dan diberi tugas sebagai bendahara PUK. Beliau adalah sosok yang sangat berjasa dalam mempersatukan para aktivis pekerja PLN di seluruh Indonesia yang terdiri dari banyak vendor-vendor outsourcing PLN mulai dari Aceh sampai Papua.

Ada banyak catatan pergerakan pekerja PLN yang diikuti oleh Bung Jaka. Pada bulan Maret 2012 adalah dimulainya pergerakan bersama pekerja PLN lintas daerah menuju gerakan nasional. Bermula di purwakarta, Konsolidasi/Organizer 4 APJ di KC Purwakarta terdiri dari pekerja PLN Purwakarta, Bandung, Karawang dan Banten Utara.

Pada bulan Juni 2012, pergerakan nasional terus bergerak dengan pembentukan KPPPOP/KP3OP di DPP KSN Cawang Kencana, Jakarta. Kemudian dilanjut dengan pembentukan APPKP/AP2KP di DPP KSPI Jakarta yang kesemuanya terdiri dari aktivis serikat pekerja PLN lintas SP/SB Dan Dari daerah yang berbeda

Pada bulan Maret 2013 kemudian dibentuk Komite Aksi Out Sourcing (KAOS) BUMN di Training Center FSPMI Bogor. Dan Juni 2013 sampai mengadakan aksi unjuk rasa dengan masa aksi mencapai 2000 orang yang dihadiri perwakilan aktivis pekerja PLN dari beragai daerah dan bendera SP yang berbeda. Aksi dilaksanakan di PLN Pusat Jakarta menuntut untuk mengangkat pekerja OS PLN menjadi pekerja organik PLN karena adanya pelanggaran ketenagakerjaan yang terjadi di PLN.

Masih pada tahun 2013 FSPMI memulai aksi ke DPR dan hingga terjadilah Rapat Dengar Pendapat Umum dengan komisi IX DPR RI. Lalu pergerakan selanjutnya diikuti dengan pekerja-pekerja dari BUMN lain yang tergabung dalam aliansi GEBER BUMN (Gerakan Bersama pekerja BUMN) yang melalui perjalanan cukup panjang sampai akhirnya keluarlah 12 Point Rekomendasi Panja OS BUMN Komisi IX DPR RI.

Musibah kecelakaan pernah juga dialami oleh Bung Jaka saat akan menghadiri rapat GEBER BUMN di LBH Jakarta. Beliau tertabrak oleh bus saat akan menaiki mobil. Kondisi beliau cukup mengenaskan karena mengalami luka dalam yang berakibat kakinya tidak bisa berjalan dengan normal karena mengalami patah pada kakinya.

Semangat Bung Jaka untuk menjalankan amanah tidak perlu diragukan. Setelah kondisinya membaik dan bisa beraktivitas kembali maka beliau melanjutkan tugasnya untuk membangkitkan kembali aktivis SP yang mulai kendur dan mengembangkan SPEE FSPMI ke seluruh pelosok Indonesia.

Tahun 2017, dalam agenda Rakernas SPEE FSPMI di pulau Karimun Jawa dibentuklah Tim Nasional OS PLN yang diketuai oleh Yanto Sulistyanto dari Yantek Purwakarta, Mohammad Machbub sebagai sekertaris dari Operator Gardu Induk Cirebon, Iswanto sebagai Wakil Bidang Pendidikan dari Operator Gardu Induk Karawang, Deddy Chandra sebagai Wakil Bidang Advokasi dan Abdullah Siddik alias Bung Jaka sebagai Wakil Bidang Organiser.

Pada Rakernas tersebut dengan slogan “SPEE MERAMBAH NUSANTARA” semakin membakar semangat untuk menyalakan obor perjuangan pekerja OS PLN untuk menuntut keadilan bagi seluruh pekerja PLN. Dan sampai kini pekerja-pekerja PLN dari berbagai vendor PLN sudah bergung dalam bendera SPEE FSPMI mulai dari Aceh, Sumatra Utama, Sumatra Barat, Palembang, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Sorong Papua.

Tunai sudah janji bakti Bung Jaka dengan bergabungnya pekerja PLN Nusa Tenggara Barat sebagai daerah terakhir yang bergabung dengan SPEE FSPMI pada bulan November 2019.

Abdullah Siddik Alias Bung Jaka yang berdarah Cirebon ini bukan lah milik aktivis pekerja Jawa Barat saja atau pun milik FSPMI saja melainkan juga milik aktivis pekerja seluruh Indonesia dan SP yang lain karena beliau merupakan sosok yang sangat berperan dalam terbentuk dan bersatunya SP di berbagai pelosok daerah.

Di masa hidup menjelang kematiannya beliau memang tampak sangat relijius lebih dari biasanya sehingga seakan Bung Jaka semakin lebih akrab dengan Allah Sang Maha Pencipta. Dan dengan demikian semoga beliau mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Tuhannya dan terus mengalir amal baiknya selama hidupnya termasuk dalam perannya sebagai aktivis SP yang berperan memperjuangkan kesejahteraan kaum pekerja.

Adapun beliau selalu berpesan bahwa perjuangan SP ini adalah bukan untuk dirinya pribadi melainkan agar jangan sampai kejahatan ketenagakerjaan dialami juga oleh generasi-generasi selanjutnya.

Deddy Chandra (Bekasi)