Sekelompok Orang Hadang dan Lempari SatPam PTPN III Rantauprapat

Rantaurapat, KPonline, – Bentrokan antara Team pengamanan kebun dengan kelompok masyarakat yang diduga sebagai pelaku pencurian produksi sudah sering terjadi, baik diperusahaan perkebunan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta, dan penyebab utamanya adalah karena tidak konsistennya para aparat penegak hukum (APH) yang terdiri dari Polri, Kejaksaan dan Pengadilan menerapkan Undang- Undang No.39/2014 tentang Perkebunan kepada semua pencuri produksi, kasus pencurian produksi tetap diarahkan ke Tindak Pidana Ringan (TIPIRING) yang mengakibatkan pencuri produksi tidak memiliki efek jera, sebaliknya menjadi lebih nekat dan brutal ” Kata Pelda TNI ( Purn ) Irwan Ananta Kepala Pengamanan (KaPam) PTPN III Kebun Rantauprapat, kepada Media ini Sabtu (09/12) di Kantornya.

 

” Kenekatan dan keberutalan ini sebagaimana yang terjadi pada hari Jumat malam (08/12) sekira pukul 20.00 Wib, saat anggota Satuan Pengamanan (SatPam) bersama dengan Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Satuan Brigade Mobil (Brimob) bermaksud hendak mengamankan 17 Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Dusun Aek Pala, Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara, tiba-tiba sekelompok masyarakat datang melakukan penghadangan dan meneriakkan kalimat provokasi bakar dan bunuh.

 

Karena situasi yang semakin tidak kondusif, anggota SatPam dan Brimob kemudian mundur kebelakang sembari menghindari lemparan batu dari kelompok masyarakat yang nekat dan brutal tersebut” Ujar Kapam ini.

 

Lanjutnya”Salah satu anggota SatPam berinisial Pandi Pebrianto menjadi korban lemparan batu dan dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh inisial K.

 

Perbuatan penghadangan, pelemparan dan penganiayaan ini sudah kami laporkan ke Polres Labuhanbatu, dengan bukti Laporan Polisi:STPLP/B/1387/YAN.2.5/XII/2023/SPKT-RES-LBH.

 

Sedangkan barang-bukti 17 TBS Kelapa Sawit dan 1 (Satu) buah angkong tidak bisa diambil, tetap dikuasai oleh kelompok masyarakat ” Tutup Irwan Ananta.

 

Terpisah Pandi Pebrianto Anggota SatPam yang menjadi korban penganiayaan, saat dikonfirmasi via telepon selular,membenarkan” Saya ditendang, dikejar-kejar dengan teriakan” bakar..bakar..bunuh….bunuh…kemudiandilempari dengan batu, mengerikan dan sangat mencekam sekali kondisinya, untunglah Saya bisa menyelamatkan diri, sehingga Saya tidak pindah alam”Kata Pandi Pebrianto (MP)