Sambut HUT FSPMI Ke 21, PUK SPEE FSPMI PT Fata Sarana Makmur Bentangkan Spanduk Depan Gerbang Pabrik

Bekasi, KPonline – Seluruh anggota Serikat Pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), akan memperingati hari ulang tahunnya yang ke 21.

Berbagai persiapan baik di tingkat pusat maupun tingkat PUK terus digalakan, termasuk acara turnamen olah raga yang diadakan DPP FSPMI. Tidak kalah ketinggalan, PUK SPEE FSPMI PT Fata Sarana Makmur tepat pukul 08.15 WIB, Senin (03/2/2020), memasang spanduk di depan gerbang perusahaan.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi yang diterima Media Perdjoeangan, hari ini serentak setiap PUK akan memasang spanduk di gerbang perusahaannya guna menyambut HUT FSPMI yang ke 21 tahun.

Ada beberapa isu tema yang dituliskan dalam spanduk tersebut yaitu:

1. Tolak Omnibus Law
2. Tolak kenaikan iuran BPJS per 1 januari 2020.

Ada hal menarik ketika spanduk terpampang depan gerbang perusahaan, beberapa pengendara yang lewat banyak memperhatikan isu yang dituliskan dalam spanduk tersebut.

“Ini sebuah partisipasi PUK dalam menyongsong HUT FSPMI yang ke 21 tahun, biasanya kita dari FSPMI ketika ulang tahun tidak hura-hura atau pun berfoya-foya, namun justru biasanya melakukan aksi dengan apa yang dituangkan dalam spanduk ini,” kata Jais, Ketua PUK Fata Sarana Makmur.

Lebih lanjut, menurut Jais, FSPMI bagian dari Serikat Buruh yang berani tampil dalam hal pergerakan. Saat aksi di depan gedung DPR RI tanggal 20 Januari 2020 terkait menolak Omnibus Law, pihak pemerintah merespon dengan cepat.

Pergerakan Serikat Pekerja yang begitu masif dalam menolak Omnibus Law, karena Serikat Pekerja menilai adanya RUU Cipta Lapangan Kerja (Cilaka) akan semakin menyengsarakan kaum buruh. Pemerintah mengedepankan datangnya investor, namun disisi lain kesejahteraan kaum buruh tidak diperhatikan.

Senada disampaikan oleh Safariandi selaku Ketua Bidang Organisasi PUK SPEE FSPMI PT Fata Sarana Makmur yang ditemui disela-sela kesibukannya menganggap, pergerakan Serikat Pekerja/Serikat Buruh akan terus ada selama kebijakan tidak pro terhadap kaum buruh.

“Masuknya investor, kita sebagai kaum buruh akan mendukung, selama itu buat kebaikan pemerintah sendiri. Namun pemerintah harus mengkaji beberapa kebijakan yang membuat kaum buruh tidak bisa sejahtera,” tambah Safariandi sambil mengikat spanduk yang dibentangkannya. (Jhole)

Pos terkait