Putri Presiden AS Bayar Upah Buruh dengan Murah

Washington, KPonline – Putri Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Ivanka Trump, dikritik tajam oleh kelompok pembela hak pekerja. Pasalnya, perusahaan mode milik Ivanka bergantung pada pabrik-pabrik di Cina.

Beberapa pekerja di sana harus bekerja dalam waktu yang amat panjang dan upahnya pun sangat kecil.

Kabarnya, para pekerja dibayar dengan upah tidak sampai 1 dollar AS atau setara Rp 13.300 per jam.

Lembaga nirlaba Cina Labor Watch menyatakan telah melakukan investigasi terhadap dua pabrik di Cina yang memproduksi barang-barang untuk label mode Ivanka.

Kemudian, Cina Labor Watch membagikan hasil temuannya berupa surat kepada Ivanka Trump.

Lembaga tersebut menyatakan bahwa para pekerja harus bekerja setidaknya 12,5 jam per hari dan enam hari per minggu dengan gaji sekira 2.500 yuan atau 363 dollar AS yang setara sekitar Rp 4,8 juta.

Menurut Bloomberg, Sabtu (20/5/2017), surat itu tidak menyertakan bukti terhadap tuduhan tersebut.

Selain itu, Cina Labor Watch juga menolak menyebut identitas pabrik dan produk apa yang dihasilkan.

Menurut Cina Labor Watch, Ivanka belum memberikan tanggapan atas surat yang telah dikirimkan.

Adapun surat itu dikirim pada 27 April 2017 lalu.

Abigail Klem, presiden brand Ivanka Trump, menyatakan pihaknya patuh terhadap ketentuan standar tenaga kerja.

“Tidak mungkin bagi kami untuk merespons tuduhan tersebut tanpa bukti yang mendukung, terkait pabrik yang tidak disebutkan namanya,” ujar Klem.

Menurut Klem, Ivanka Trump HQ hanya bekerja sama dengan pemegang lisensi yang menjaga standar ketenagakerjaan yang berlaku internasional di seluruh rantai pasok.

Adapun kritik tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai brand Ivanka dan penggunaan basis produksi di luar negeri.

Pasalnya, dalam kampanye menjelang pemilihan presiden, Donald Trump telah menggembar-gemborkan penggunaan manufaktur domestik.

Sumber: (Bloomberg/Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan)