Puisi Untuk Mai

Untuk Mai

Rindang pohon tua
Pohon asam menjulang
Merpati putih bertengger
Wajah wajah muram pejalan

Tembok putih
menerasi pandang
Gerbong gerbong dialetika
Mengusik keresahan
Tertatih dimbang siang

Wajah wajah muram
Para pejalan
Terik yang kelam
Anak perempuan
Yang malang

Nafasamu terengut
Di perempatan lampu kota
Serpong bola matamu pilu
Menyeka air mata
Kamu tidak sendiri Mai
Kami selalu ada

Di beton beton berpasir itu
Saudarmu disunyikan
Di aspal aspal menghitam itu
Kau kelak akan bertanya

Dimana saudaraku
Dimana mereka
yang mejagaku
Mereka yang
mendekapku
Dan mereka
Yang diam diam
menyanyayangiku

Serpihan air hujan
Menerasi jalan raya
Sepasang pohon tua
Berteras di latar kota
Kamu tidak sendirian Mai
Kami selalu ada

Jangan takut
Mereka tidak bisa
Mengambil yang kau punya
Memiliki yang sudah kau rawat
Dan mencintai
Yang sudah kau kasihi

Hati itu,
Sepasang bongkahan emas
Tertanam melekat
Membasuh dan bersinar
Menyertaimu dalam
Setiap kesedih dukaan
Kamu tidak sendirian Mai
Kami selalu ada

Kampung Kali, Semarang
(17/2020)