PP SPEE Bekali Peserta Pelatihan Organizer Di Sumut Dengan Filosofi Bekerja dan Psikologi Massa

Medan, KPonline – Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektrik Elejtronik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPEE FSPMI) gelar pelatihan Organizer selama dua (2) hari di Hotel Griya Medan, Sumatera Utara, Jumat-sabtu 11,12 mei 2018.

Pelatihan yang bertujuan untuk pembekalan pengetahuan dan pembesaran dalam hal perekrutan anggota FSPMI di sektor Elektrik Elektronik ini di narasumberin oleh dua (2) trainer yang didatangkan langsung dari PP SPEE FSPMI yang berkompenten dibidangnya masing-masing.

Bacaan Lainnya

Pelatihan yang di buka langsung oleh Willy Agus Utomo selaku ketua Dewan Pimpinan Wilaya Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW FSPMI SUMUT) dan dilanjutkan dengan pendidikan dasar perkenalan FSPMI secara luas serta pelatihan pengorganisasian dalam hal perekrutan anggota juga dibarengi dengan materi tata cara perekrutan dan membaca karakter pekerja yang akan direkrut.

Ismail Rifa’i selaku direktorat bidang pendidikan salah satu trainer yang dikirim dari PP SPEE FSPMI Jakarta berbicara tentang Filosofi Bekerja dan Fsikologi masa.

Dalam pengertian Filosofi bekerja, Ismail menyampaikan beberapa pertanyaan yang berhubungan/terkait seperti, Mengapa manusia harus bekerja dengan jawaban mempertahankan hidupnya dengan kebutuhan dan keharusan hidup yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis untuk mencapai sesuatu yang dihargai, diperhatikan. Seorang yang bekerja juga berfikir, berencana, berharap, bercita-cita, berbuat, berprestasi.

Dalam hal ini seorang Organizer haruslah memahami hal yang dimaksud, seorang organizer haruslah mempunyai pengetahuan tentang AD/ART Organisasi tempat dia menaung, UU ketenagakerjaan yang bersangkutan dengan orang yang akan direkrut, hak-hak pekerja dan serikat pekerja, prosedur perselisihan perburuhan, keterampilan komunikasi interpersonal, konsultasi dan konseling dan, keterampilan dalam hal bernegosiasi.

Memiliki kemampuan untuk mendengarkan perhatian terhadap isu/kepentingan pekerja. Integritas yang tinggi, dapat dipercayai dan mempunyai sifat yang melayani.

Juga harus meliputi memiliki kemampuan sebagai Motivator, juga seorang Edukator yang dapat menyampaikan pengetahuan dan keterampilan.

Seorang organizer tidak hanya sekedar merekrut anggota baru tetapi juga harus membantu mereka dalam hal pembentukan kepengurusan, pembidangan tugas, proses pencatatan sampai keluar SK, memberikan saran atau konsolidasi dan Advokasi karena mencari, merekrut anggota baru haruslah agar berguna bagi organisasi tersebut.

Sedangkan dalam psikologi masa, seorang organizer haruslah mempunyai target utama dalam merekrut atau key person, adapun syarat dalam target key person adalah punya pengaruh atau bisa mempengaruhi yang berpengaruh, dapat membuat komitmen dan menjaga komitmen dan, serta punya waktu luang.

Organizer juga bisa memanfaatkan kondisi seperti berdasarkan hubungan pertemanan, keluarga dengan cara langsung atau menggunakan media kepada key person.

Atau juga dapat melakukan prekrutan secara langsung kepada seseorang/ kelompok yang tanpa ada hubungan apa-apa sebelumnya untuk dapat bergabung dalam satu organisasi.

Contohnya dengan cara Privat Face To Face yaitu bertemu langsung karena ada hubungan kekerabatan/pertemanan atau hubungan primondial (daerah asal yang sama). Juga bisa mengunakan cara Publik Face To Face yaitu melakukan rekuitmen diruangan publik seperti seminar dan lainnya atau mengumpulkan masa.

Pendekatan teoritis sangat penting dalam hal ini yaitu pendekatan biologis mencari sebab prilaku dan karakteristik bawaan atau mekanisme fisiologis. Atau pendekatan teori belajar yaitu prilaku yang terjadi berdasarkan apa yang dipelajari dimasa lalu, kurang pada asfek kognitif, lebih pada pendekatan lingkungan.

Pendekatan insentif tindakan berdasar pada upaya untuk memperbesar keuntungan dan memperkecil kerugian,cendrung kognitif. Sedangkan pendekatan Kognitif adalah memandang prilaku sebagai satu yang ditentukan oleh persepsi seseorang terhadap situasional, contohnya kesamaan, kedekatan dan perjalanan masalalu.

Biasanya beberapa penghambat organizer dalam melakukan perekrutan terhadap pekerja seperti kondisi ekonomi pekerja, kebiasaan/gaya hidup pekerja, takut terhadap PHK, hanya bisa mengelu dan tidak mau keluar dari zona nyaman.

Untuk membuat hal tersebut tidak tersentuh oleh orgaizer, Ismail juga menyampaikan Tips/cara agar organizer tidak menemukan kegagalan dalam perekrutan.

“Membuat kesan pertama yang menarik, misalnya cara berpakaian, harum tubuh dan lain-lain, menunjukan bahwa organisasi ini penuh persiapan dan berkualitas, memastikan imformasi tentang organisasi dapat di akses secara luas dan, menyampaikan nilai-nilai organisasi dan dan manfaat organisasi kepada orang yang tepat” tutur ismail dalam penyampaian materi pelatihan orgaizer.

Setelah melewati pelatihan selama dua hari jumat-sabtu 11,12 mei 2018, sabtu sekitar pukul 12:00 wib pelatihan ditutup dengan berdoa dan berphoto bersama.

Pos terkait