Polisi Penampar Buruh Perempuan Diperiksa Propam

Jakarta, KPonline – Massa Front Perjuangan Rakyat (FPR) mengecam kekerasan oknum polisi Polres Metro Tangerang, AKBP Danu Wiyata, yang menampar buruh perempuan saat aksi demo. Massa berdemo di depan Markas Polda Metro Jaya, mendesak Danu Wiyata dicopot dari jabatannya.

“Kami mengecam tindakan kekerasan aparat kepolisian Tangerang yang membubarkan dan melakukan tindakan kekerasan terhadap peserta aksi damai buruh di Tangerang,” ujar Koordinator FPR Rudi HB Daman saat berorasi di Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (20/4/2017).

Bacaan Lainnya

Rudi menyampaikan, tindakan kekerasan yang dilakukan DW sangat tidak pantas. Massa menuntut pihak kepolisian untuk mencopotnya dari jabatannya sebagai Kasat Intel. Tidak hanya itu, dia juga menuntut pihak Mabes Polri untuk mengusut tuntas tindakan kekerasan oleh aparat kepolisian.

Peristiwa terjadi di Bundaran Adipura, Kota Tangerang, Minggu (9/4) kemarin. Saat itu, massa buruh yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Tangerang Raya melakukan aksi damai terkait undang-undang perburuhan. Ketika membubarkan aksi tersebut, Danu Wiyata kemudian menamparnya bagian pipi seorang buruh perempuan yang diketahui adalah Sekjend GSBI.

Aksi serupa tidak hanya dilakukan di Jakarta. di Tangerang, massa buruh perempuan dari GSBI melakukan aksi protes di depan Polres Metro Tangerang. Mereka juga memprotes aksi pemukulan yang dilakukan oknum polisi terhadap buruh perempuan dalam aksi demo di tugu Adipura kemarin.

Dalam spanduk yang mereka bawa bernada protes terhadap tindakan oknum polisi. Salah satunya bertuliskan ‘Penegak hukum koq gak tahu hukum, waras pak?’.

Sementara itu, Polres Metro Tangerang menyerahkan proses pemeriksaan terhadap anggotanya yang menampar buruh perempuan ke Propam.

“Ya, tunggu di Polda, paling disidang. Sudah dipanggil ke Propam juga.” kata Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan.

Dia menambahkan, oknum polisi tersebut terancam dijatuhi hukuman. Salah satunya penurunan jabatan.

“Tetap ditindak tegas. Mungkin ada pencopotan jabatan atau penurunan jabatan sampai pemecatan, kita tunggu Polda,” tuturnya.

Aksi penamparan polisi terhadap buruh perempuan itu sempat menjadi viral di media sosial. Ketika itu, oknum polisi tersebut sempat terlibat adu mulut dengan peserta aksi.

Perlakuan oknum polisi itu bahkan mendapat protes dari sejumlah buruh perempuan di Tangerang. Mereka mendatangi Polres Metro Tangerang dan menyampaikan orasi serta membawa berbagai poster.

Pos terkait