Presiden KSPI: Korupsi Merajalela, Buruh Menderita

Jakarta, KPonline – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan buruh Indonesia mengutuk keras dan mendesak Presiden RI untuk memgambil langkah yang cepat dan tegas terhadap teror dan tindakan kriminal yang didapat oleh penyidik KPK Novel Baswedan yang pada hari ini disiram air keras oleh dua orang yang tak dikenal. Demikian disampaikan Presiden KSPI, Said Iqbal, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

KSPI dan buruh Indonesia berpendapat, patut diduga tindakan teror dan kekerasan yang dialami oleh Novel Baswedan adalah terkait dengan dugaan mega korupsi e-KTP yang diduga melibatkan pejabat pemerintah, Gubernur, pimpinan partai politik, dan anggota DPR RI.

Bacaan Lainnya

KSPI dan buruh Indonesia sangat peduli dan akan bertindak mengorganisir aksi besar-besaran di seluruh Indonesia untuk mendukung perjuangan KPK dalam memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Dukungan ini, khususnya diberikan kepada penyidik KPK Novel Baswedan yang saat ini menjadi Kepala Satuan Tugas yang menangani kasus mega korupsi e-KTP yang merugikan negara lebih dari Rp 2.3 Trilyun, lebih besar dari mega korupsi “Edi Tansil”.

“Serikat buruh di dunia, selalu memperjuangkan isu upah dan kesejahteraan, lingkungan hidup, HAM, dan anti korupsi. Korupsi merajalela, buruh menderita. Bebas korupsi, buruh sejahtera,” kata Iqbal.

Oleh karena itu, besok pada tanggal 12 April 2017 sekitar jam 15.30 wib, akan ada aksi ribuan buruh di kantor KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan Jakarta, menuntut memenjarakan para penjabat pemerintah, Gubernur, pimpinan partai politik, dan anggota DPR RI yang diduga terlibat mega korupsi e-KTP serta mendukung perjuangan KPK khususnya melindungi Novel Baswedan dan penyidik yang menangani kasus e-KTP.

Aksi ribuan buruh pada tanggal 12 April 2017 tersebut akan dimulai titik kumpul di depan Kementerian ESDM jam 10.00 WIB kemudian longmarch ke Istana Negara dan Mahkamah Agung untuk menyuarakan tuntutan upah dan kesejahteraan yang kemudian aksi ini berakhir di kantor KPK untuk menyuarakan tuntutan melindungi Novel Baswedan dan kawan-kawan. Aski juga serempak dilakukan di Aceh, Medan, Batam, Surabaya, Semarang, dsb.

Pos terkait