Pileg 2019 Kesempatan untuk Menyebarluaskan Narasi Perjuangan

badan pengawas pemilu

Jakarta, KPonline – Dalam pemilihan legislatif 2019, sedikitnya ada 80 orang kader KSPI yang akan berlaga. Mereka tersebar di berbagai daerah. Mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional.

Keterlibatan KSPI sebagai organisasi serikat pekerja, dipastikan membuat pesta demokrasi makin marak dengan kehadiran para aktivis buruh. Dengan demikian, setidaknya, suara buruh tidak akan absen saat hajat lima tahunan itu digelar.

Bacaan Lainnya

Apalagi kader-kader KSPI maju dari berbagai partai. Mulai dari Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, PKB, PDI Perjuangan, Nasdem, Berkarya, hingga Perindo.

Direkomendasikan dan didukung oleh KSPI, tentulah ketika melakukan kampanye ke masyarakat, yang akan mereka suarakan adalah suara kaum buruh. Pada titik ini, mereka sekaligus menjadi agen propaganda serikat yang akan menyebarkan narasi perjuangan dan menjelaskan posisi politik gerakan buruh.

Ini menjadi kesempatan terbaik bagi aktivis buruh untuk turun gunung. Beriteraksi secara langsung dengan masyarakat untuk membahas berbagai permasalahan. Bersama-sama mencari jalan keluar.

Bisa dibayangkan jika tidak ada serikat yang memutuskan untuk turun ke gelanggang. Pemilu akan gersang dari gagasan perburuhan.

Beberapa elemen mengatakan, pilihan terbait adalah menjadi golput. Tidak memberikan dukungan pada satu pun elit borjuis.

Tetapi bagi kita, golput tidak lebih dari sikap pengecut. Semacam tindakan untuk berlepas tangan. Tidak bersedia mengambil resiko dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Kita memilih maju ke depan. Melakukan intervensi. Dengan segenap kekuatan mempengaruhi dan terlibat dalam setiap proses untuk ikut menentukan.

Tanpa keterlibatan kaum buruh, pemilihan legislatif akan tetap digelar. Dengan keterlibatan kaum buruh, maka akan ada warna yang berbeda.

Pos terkait