Pesan Taufik Hidayat Usai Dilantik Sebagai Ketua Umum PP SPL FSPMI

Bekasi, KPonline – Ketua Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPL FSPMI) periode 2021 – 2026, Taufik Hidayat, S.E, S.H usai dilantik pada Kamis (4/3/2021) di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, menyampaikan beberapa pesan penting bagi anggota SPL FSPMI khususnya.

Dari informasi yang dihimpun Media Perdjoeangan, Taufik Hidayat, S.E, S.H berpesan agar logam khususnya yang tersebar di seluruh Indonesia bisa tampil dengan elegan dan semakin profesional menyongsong 20 tahun FSPMI kedepan. Maka PP SPL FSPMI sudah melakukan pembicaraan-pembicataan, menyamakan persepsi dan pandangan bersama-sama PP SPA FSPMI lainnya termasuk dengan DPP FSPMI.

“Mari bersama-sama rapatkan barisan dalam rangka menyongsong 20 tahun FSPMI kedepan, tentu kami pimpinan pusat sudah mengadakan langkah- langkah yang komprehensif dengan membicarakan dan menyamakan persepsi gerakan bersama PP SPA FSPMI lainnya dan tentu DPP FSPMI. kami logam menggarisbawahi Pemberdayaan Check Off System atau keuangan organisasi ditingkatkan, kita gali potensi-potensi lain dan tidak hanya terbatas hanya pada cos saja,” pesan Taufik

Taufik Hidayat, S.E., S.H menambahkan PP SPL FSPMI juga akan menekankan sisi pendidikan yang berkualitas dan profesional maka perlu ditingkatkan baik kurikulum atau silabus, sehingga siapapun yang menerima atau memberikan materi pada pendidikan bisa terintegrasi pada ideologi organisasi.

Dia juga berpesan dari sisi Advokasi agar ditingkatkan, akan dibuat Lembaga Bantuan Hukum yang profesional sampai tingkat unit kerja sehingga tidak ada lagi permasalahan – permaslahan yang terbengkalai dan penyelesaiannya pun memenuhi standard perburuhan.

Sebagai organisasi pergerakan tentunya kita harus bergerak, harus aksi tapi yang kami maksud bukan aksi karena instruksi namun karena ada aksi maka akan bereaksi. Logam dari tingkat bawah hingga atas melakukan aksi melawan ketidakadilan dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada rakyat, pungkasnya. (Yanto)