Peringatan HUT P3TR ke-22 Menjadi Momen Refleksi Perjuangan Merebut Kembali Hak Atas Tanah

Bandungan, KPonline – Paguyuban Petani Penggarap Tanah Rakyat (P3TR) mengadakan peringatan HUT yang ke-22. Peringatan HUT P3TR diadakan dikediaman Sutrisno, Kordinator P3TR pada hari Rabu (9/2/2022).

Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Semarang, Anggota DPRD, Kepala Kantor Pertahanan, anggota P3TR. Selain itu, juga hadir para petani yang tengah berada dalam situasi konflik lahan, seperti Paguyuban Petani Surokonto Wetan (PPSW), Kendal, serta beberapa petani dari Grobogan.

Peringatan HUT kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya apa yang diperjuangkan P3TR selama 21 tahun telah membuahkan hasil. Para petani sudah mendapatkan salah satu yang mereka perjuangkan yaitu Sertifikat Hak Milik atas tanah yang selama ini mereka garap setelah sebelumnya dirampas oleh militer.

Dalam sambutannya, Sutrisno selaku koordinator P3TR merefleksikan perjuangan selama 21 tahun.

“Aset negara yang nomor 1 adalah rakyat, maka dari itu bapak Aparat Kepolisian, kalau ada rakyat yang garap tanah, jangan diganggu, masih banyak rakyat yang miskin dan tidak punya tanah”, ucapnya.

Untuk itulah perjuangan merebut kembali hak atas tanah juga dimaknai P3TR sebagai perjuangan untuk kehidupan. Dalam memperjuangkan hak atas tanah selama 21 tahun sudah banyak darah dan air mata yang menetes. Mulai dari intimidasi dari aparat Kepolisian hingga kriminalisasi menjadi cerita pilu yang begitu membekas bagi mereka.

Namun, cerita pilu ini kini kembali terulang, meskipun di lokasi yang berbeda. Jika ditarik dalam konteks saat ini, tampak serupa dengan apa yang terjadi di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo. Warga Wadas saat ini sedang berjuang mempertahankan tanahnya untuk kehidupan, agar tidak dirampas oleh aparat dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Akan tetapi mereka malah mendapatkan tindakan represi oleh aparat.

Bahkan, 64 warga dan kuasa hukum ditangkap dan ditahan tanpa alasan meskipun saat ini menurut informasi telah dibebaskan. Padahal apa yang dilakukan warga adalah memperjuangkan hak atas tanah sekaligus lingkungan hidup yang baik dan sehat. Terlihat bahwa watak rezim tidak kunjung berubah. Represivitas masih dijadikan pemerintah sebagai jalan halal untuk memfasilitasi sirkulasi modal.

Dalam rangkaian HUT P3TR, beberapa acara demi acara berjalan dengan khidmat seperti penyembelihan sapi, makan bersama, gotong royong, menonton video dokumenter perjuangan. Semuanya ditujukan untuk merawat simpul pergerakan serta meningkatkan solidaritas antar para petani untuk berjuang menuntut reforma agraria.