Percakapan Dua Insan Di Latsar Garda Metal Sumatera Utara

Medan, KPonline – Medan,26 Oktober 2019. Batu diam membelah arus, air yang gemuruh berlomba menuju hilir. Aku hening menikmati wangi hutan ditepian sungai, sayup terdengar seperti segerombolan orang yang berteriak secara serempak, demikian juga suara derap langkah yang keras terkadang hilang dibawa angin. Ku longokkan kepala ku kearah sumber suara tadi. Ternyata benar, mereka memang segerombolan dengan memakai uniform bernada sama. Aku jadi penasaran dan agak ragu ku hampiri salah satu dari mereka.

“Acara apa bang? Eh, Ini acara latihan dasar garda metal”, jawabannya.
Apa itu garda metal bang? Tanyaku lagi.
” Kelompok buruh bang” Jawabnya singkat.

Bacaan Lainnya

Aku tau dia tidak begitu suka diberi pertanyaan, apalagi dengan orang yang tidak dikenal. Tapi rasa penasaran ku mampu mengumpulkan sisa keberanian yang sempat turun, aku takut dia marah,
Dengan super hati-hati aku bertanya lagi,

“Buruh kok dilatih seperti anak Pramuka gitu ya bang, baris berbaris dan pendidikan kedisiplinan”..
Abang ne siapa? Pertanyaanya sangat tajam, ia menunjukkan ketidaksukaan nya. Kayaknya dia mulai marah kataku dalam hati. ” Mmm.. Saya yang kemping disitu bang” Kataku sambil menunjuk kearah tenda ku yang terlihat dari kejauhan.

Ku lihat dia mulai tenang, wajahnya yang tadi datar mulai welcome.
“Mmm.. Begitulah bang, buruh itu memang butuh militansi, pengetahuan dan kedisiplinan untuk mampu membela dirinya sendiri”, Jawabnya.
Aku terdiam merenungi apa yang barusan ia ucapkan.

“Abang buruh juga? ia balik bertanya padaku.
“Eh, Ia bang”, jawabku setengah terkejut.
“Nah, apakah abang pernah kecewa terhadap perusahaan tempat abang bekerja?
Pernah bang?
Siapa yang membela abang? Nggak ada bang.
“Lah itu dia, buruh itu harus bersatu, berorganisasi dan harus militan, harus berani serta berpengetahuan, agar dapat membela atau menyalurkan aspirasi para buruh seperti abang ini”, dia mulai antusias, sehingga aku semakin berani banyak bertanya. Ia pun berapi-api menjelaskan pengetahuannya tentang perburuhan.

Akhirnya pertemuan itu menjadi ruang diskusi yang mengasikkan, banyak hal yang ku dapat dari percakapan itu. Aku pun kembali ke tenda setelah sebelumnya berpamitan kepada nya, membawa bekal pengetahuan yang barusan ku dapat. “Sampai ketemu kembali bung”. Katanya menyudahi percakapan kami. ” Eh, Nama abang siapa? tanyaku.
“Willy agus utomo” Jawabnya.
.
Penulis: Nurfadli.

Pos terkait