Penjelasan Tentang Jamkeswatch Dalam Rakerda DPD FSP Farkes Reformasi DKI Jakarta

Bogor, KPonline – Ketua umum FSP Farkes Reformasi Idris Idam, yang berafiliasi dengan KSPI ini membuka Rapat Kerja Daerah DPD FSP Farkes Reformasi DKI Jakarta di Vila Panca hati, Mega mendung, Bogor.

Dalam sambutannya Idam sangat mengharapkan agar anggotanya faham tentang seluk beluk, fungsi dan tugas relawan kesehatan Jamkeswatch agar bisa selalu bersinergi dalam menjalankan tugasnya.

Akhirnya berkesempatan mengundang langsung direktur advokasi dan relawan Jamkeswatch Nasional, Dariyus untuk mengisi acara dalam rakerda DPD FSP Faskes Reformasi tersebut pada, Senin (19/11).

Dalam Rakerda ini, Jamkeswatch di beri kesempatan untuk menyampaikan materi pendidikan dan pemahaman Jamkeswatch serta sosialisasi BPJS kesehatan ke peserta yang hadir.

Anggota FSP Farkes (Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan) ini rata rata merupakan pekerja yang bekerja di rumah sakit dan perusahaan perusahaan farmasi atau obat obatan ternama, khususnya di bilangan Jakarta.

Dihadapan mereka, Dariyus memaparkan betapa pentingnya acara seperti ini dan bila mungkinkan bisa lebih intens lagi agar anggota FSP Farkes lebih faham lagi tentang Jamkeswatch dan BPJS kesehatan. Bukan sekedar tahu saja, tapi harus memahami fungsi yang selama ini belum dipahami secara mendalam.

Saat memberi pemaparan Dariyus menceritakan betapa susah dan banyaknya kendala kendala di lapangan walau sudah punya kartu BPJS, akan tetapi kendala lapangan yang harus di cari dan sebagai bahan belajar.

Step by step dengan gamblang dan jelas Dariyus memaparkan hingga terjadi interaksi tanya jawab yang akhirnya bisa membuka wawasan buat anggota.

Bisa di bayang orang yang bekerja di Rumah Sakit dan perusahaan farmasi seharusnya lebih faham tentang regulasi dan kendala rumah sakit akan tetapi selama ini sama sekali tidak mengerti bahwa Jamkeswatch yang selama ini turun ke lapangan untuk advokasi.

“Sebagai contoh ada yang bekerja di rumah sakit akan tetapi saat dirinya sendiri sakit tidak bisa berobat di rumah sakit yang dia bekerja ini aneh bin ajaib dan harus dilakukan advokasi atau audensi dengan pihak rumah sakit,” tutur Dariyus.

“Kita relawan Jamkeswatch selalu terbuka kapan saja ayo kita berdiskusi dan bicarakan terkait regulasi kesehatan, ga perlu harus ke hotel di warung kopi atau di PUK PUK siap untuk diskusi biar faham tentang Jamkeswatch,” jelas Dariyus. (Omp)