Pemimpin yang Berhasil Bisa Cetak Kader Lebih Baik

Mojokerto, KPonline –  Untuk membangun organisasi dengan salah satu pondasi berupa karakter kepemimpinan yang kuat dibutuhkan kader yang mumpuni dan regenerasi yang berkelanjutan.

Memahami hal itu, Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri (PC SPAI) FSPMI Kabupaten Mojokerto dibawah pimpinan Eka Hernawati, mengadakan Pendidikan Leadership Training di Hotel Trawas Kabupaten Mojokerto.

Bacaan Lainnya

Acara diselenggarakan selama 3 hari yaitu pada tgl 14, 15 dan 16 September 2019 dan diikuti tidak kurang dari 25 peserta dari perwakilan pengurus Pimpinan Unit Kerja sektor Aneka Industri FSPMI.

Selaku pimpinan PC SPAI dan juga salah satu calon legislatif yang akan ikut bertarung di kancah politik Eka mengatakan bahwa pendidikan ini adalah ketiga kalinya yang diselenggarakan PC SPAI Mojokerto, tujuannya adalah mencetak kader-kader baru organisasi yang mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat, handal dan teruji.

Tahun ini antusiasme dari peserta cukup tinggi, terlihat dari begitu bersemangatnya para peserta mengikuti sesi demi sesi acara dan banyaknya perwakilan PUK yang hadir.

Materi dalam acara ini dimentori secara langsung oleh Pimpinan Pusat SPAI FSPMI bidang pendidikan yaitu Nur Mubin dan Aan Suryana. Datangnya Nur Mubin atau biasa dipanggil Pak Deh Mubin dengan aksen khasnya dan Aan Suryana yang penampilannya sangat modis menjadi daya tarik tersendiri dan sangat memotivasi peserta.

Disaat menyampaikan awal materi ke semua peserta Pak Deh Mubin dengan bersuara lantang mengatakan, ” kita harus merubah jiwa karakter kepemimpinan yang tegas, wibawa dari sisi manapun.”

Melanjutkan penyampaian Mubin, Aan menambahkan, ” Ciri Pemimpin yang berhasil itu adalah mencetak kader kader pemimpin yang jauh lebih baik. ”

Menurut Aan salah satu keberhasilan organisasi adalah mencetak para pemimpin yang semakin hari semakin lebih baik.

Patut diakui, ditengah demoralisasi gerakan sosial serta kuatnya diskriminasi pergerakan buruh menyebabkan tidak sedikit organisasi buruh mati suri. Selain itu ancaman akan revolusi 4.0 harus diwaspadai, mau tidak mau organisasi harus bisa tetap eksis dan konsisten dalam pergerakannya.

Sejauh ini FSPMI telah membuktikan sepak terjangnya sebagai salah satu motor pergerakan buruh Indonesia. Sudah menjadi amanah bagi seluruh anggota FSPMI, untuk menjaga marwah dan garis perjuangan serta memilih pemimpin yang benar-benar mampu mengarahkan roda organisasi bahkan tidak menutup kemungkinan juga roda pemerintahan. (Hermanto)

Pos terkait