Pekan Depan Buruh DKI Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM, Ini Alasannya

Jakarta, KPonline – Keputusan naiknya harga BBM oleh pemerintah tentunya langsung berdampak.

Kenaikan harga BBM saat ini, menggerus daya beli buruh di DKI Jakarta, hal ini disampaikan oleh buruh DKI, Mubarok kepada Media Perdjoeangan (10/9).

Mubarok beralasan, karena kenaikan upah yang dibatasi selama 3 tahun terakhir membuat kesejahteraan kaum buruh sangat jauh dari upah layak dan penghidupan yang layak. Ditambah lagi kenaikan BBM bersubsidi, tak bisa dielakkan lagi efek domino yang langsung dirasakan oleh buruh khususnya di DKI Jakarta.

“Contoh nyata adalah para buruh yang rata rata adalah pendatang, saat tinggal di rumah kontrakan di wilayah DKI Jakarta, langsung terdampak dengan kenaikan harga sewa kontrakan. Karena memang dengan upah 4,6 juta rupiah tak mungkin rasanya buruh mempunyai kesempatan untuk bisa membeli rumah di DKI Jakarta.” paparnya.

“Beberapa informasi, pemilik kontrakan sudah menyampaikan bahwa biaya sewa kontrakan akan naik di bulan depan, kemudian biaya kebutuhan hidup lainnya pun sudah mulai terasa merangkak naik, seperti harga nasi uduk , mie ayam, ketoprak dan lain sebagainya yang menjadi menu sarapan buruh sehari hari pun sudah naik dari harga sebelumnya imbas kenaikan harga BBM kemarin.” lanjutnya lagi.

“Oleh karena itu, sebagai hak dasar warga negara yang konstitusional kita akan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dan segera meminta pemerintah untuk membatalkan kenaikan ini demi keberlangsungan hidup buruh.” tandas Mubarok.

Disampaikan, rencananya ia akan bergabung bersama ratusan massa buruh DKI Jakarta dalam aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang akan digelar di depan kantor gubernur DKI Jakarta pada Senin, 13 September 2022 mendatang.

(Jim).