Partai Buruh dan Serikat Pekerja Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM

Jakarta,KPonline – Partai Buruh menolak keras rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengungkapkan tak cuma BBM, Iqbal juga menolak rencana kenaikan energi lain seperti gas.

Ada beberapa alasan penolakan, menurut Iqbal jika harga BBM dinaikkan maka akan membuat inflasi melonjak tajam. Nah kondisi ini bisa berpotensi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada perusahaan-perusahaan.

Bacaan Lainnya

“Daya beli masyarakat terpukul, apalagi buat buruh pabrik yang upahnya tidak naik selama 3 tahun berturut-turut,” kata dia dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).

Dia menyebutkan, daya beli buruh saat ini sudah turun hingga 30%. Jika BBM naik maka daya beli bisa merosot hingga 50%.

Adapun terdapat lima alasan yang melandasi penolakan kenaikan harga BBM tersebut. Menurut Said, alasan pertama adalah dengan naiknya harga BBM ini akan menyebabkan kenaikan inflasi, yang dapat menggerus daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, termasuk para buruh.

“Kenaikan harga BBM yang tidak juga diimbangi dengan kenaikan upah ini kan enggak naik sampai lima tahun ke depan karena Omnibus Law. Itu akibatnya daya beli makin terpuruk akan tembus 50 persen, turun daya beli masyarakatnya,” ujar Said.

Alasan kedua, adalah adanya kerentanan buruh yang akan di PHK oleh pabrik. Menurut Said, jika harga BBM naik, harga barang akan ikut naik, sehingga pabrik akan memangkas pembiayaannya.

Kemudian yang ketiga, Said mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM harus diimbangi juga dengan income per kapita masyarakat. “Tidak tepat menaikkan harga BBM dengan tidak melihat income per kapita atau kemampuan daya beli masyarakat oleh karena itu sikap Partai Buruh jelas kenapa menolak, karena Partai Buruh serta organisasi serikat buruh pro subsidi dan pro jaminan sosial,” jelasnya.

Said melanjutkan, menurutnya alasan untuk beralih ke energi terbarukan itu hanya akal-akalan saja untuk membenarkan kenaikan BBM menjadi energi terbarukan. Menurutnya, masih banyak perusahaan pelat merah yang menyedot BBM dengan kapasitas besar menggunakan energi batu bara.

“Lihat saja PLN lihat saja BUMN yang menyedot BBM dalam kapasitas besar itu masih menggunakan batu bara masih menggunakan diesel, solar, di mana mau energi terbarukan. Itu akal-akalan saja untuk membenarkan kenaikan BBM jadi energi terbarukan bukan alasan untuk kemudian menaikkan harga BBM,” ungkapnya.

Alasan terakhir, menurut Said adalah banyaknya pengguna pertalite di kalangan masyarakat menengah bawah menjadikan alasan pihaknya untuk menolak kenaikan BBM ini. Sebab berdasarkan data dari Partai Buruh dan Serikat Buruh, terdapat 120 juta orang pengguna BBM jenis pertalite dan jumlah tersebut adalah masyarakat menengah ke bawah.

“Dari beberapa sumber yang didapat Partai Buruh dan Serikat Buruh itu 120 juta orang. Ini hanya untuk melindungi segelintir orang kaya kelas menengah atas supaya tidak terbebani dengan harga BBM yang akan dinaikan,” ucapnya.

“Maka kami mendesak pemerintah untuk memastikan tidak ada kenaikan harga BBM yang di konsumsi kelas menengah ke bawah,” Pungkasnya

Pos terkait