Pak Sandiaga, Agamis Mana antara Demonstrasi dan Ingkar Janji?

Jakarta, KPonline – Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terkait aksi buruh 10 November 2017 agar dilakukan dengan agamis menarik untuk ditanggapi. Dia meminta ada atraksi budaya, juga melantunkan sholawatan. Sesuatu yang disebutnya sebagai aksi yang agamis.

Himbauan seperti ini boleh-boleh saja. Meski istilah aksi agamis (berarti ada juga aksi yang tidak agamis) baru saya dengar. Setahu saya, dalam Undang-Undang tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum tidak ada kategorisasi itu.

Satu hal untuk Pak Sandiaga. Jangan abaikan juga tentang latar belakang aksi.

Ini berawal dari kebohongan Anies-Sandi dalam menetapkan UMP DKI 2018. Janji untuk menaikkan UMP lebih baik dari PP 78/2015 diingkari. Dan kita tahu, ingkar janji dilarang dalam agama. Munafik.

Dalam konteks itu, menyuruh buruh melakukan aksi yang agamis seperti menepuk air terpecik muka sendiri. Pertanyaan yang seriusnya adalah, agamis mana antara demonstrasi buruh yang menuntut hak serta perbaikan kesejahteraan dengan ingkar janji?

Ini bukan aksi pertama bagi buruh. Dibandingkan dengan elemen masyarakat yang lain, sepertinya kaum buruhlah yang paling banyak melakukan aksi. Point penting dari hal ini, kalau urusan aksi, kaum buruh tak perlu diajari.

Tentang pawai budaya, buruh juga sudah menyiapkan atraksi. Salah satunya, akan ada aksi teatrikal berupa Pinokio. Sosok berhidung panjang karena banyak berbohong. Tentu saja akan ada teatrikal yabg lain.

Kalaulah hari ini membawa Pinokio, Pak Sandiaga jangan tersinggung. Namanya juga aksi, maka simbol-simbol yang di bawa akan disesuaikan dengan substansi.

Oleh karena itu, daripada mengomentari bagaimana aksi buruh akan dilakukan, sebaiknya Sandiaga fokus pada tuntutan.

Kalau sekedar bilang “seratus persen berkomitmen pada kesejahteraan buruh” sih gampang. Tetapi apalah artinya jika itu hanya di bibir saja? Faktanya, yang tertulis jelas di atas kertas saja diingkari.

Tentu saja, namanya aksi dalam jumlah besar, akan menyita perhatian masyarakat. Tetapi masyarakat tidak saja melihat aksinya. Tetapi juga akan makin paham dengan 3 tuntutan ini:

1. Cabut PP 78/2015 – Lawan Upah Murah.

2. Tolak dan Lakukan Revisi UMP DKI 2018 – Cabut Mandat Anies – Sandi

3. Turunkan Harga Listrik dan Sembako