Oknum Polisi Diduga Lakukan Kekerasan, Buruh Perempuan PT Shin Han Pingsan

Bogor, KPonline – Buruh rentan mengalami kekerasan dari oknum aparat kepolisian yang melakukan pengamanan saat melakukan aksi mogok kerja atau unjuk rasa. Kali ini oknum polisi yang mengamankan aksi mogok kerja dan unjuk rasa di PT. Shin Han Indonesia, diduga melakukan kekerasan terhadap peserta aksi unjuk rasa, Kamis (25/1/2018) sekitar pukul 14:05 wib.

Bermula dari pihak perusahaan yang hendak mengeluarkan hasil produksi. Barang-barang hasil produksi tersebut akan diambil oleh PT. MK, menggunakan mobil box.

Bacaan Lainnya

Dari pihak kawan-kawan buruh mempertanyakan keberadaan mobil box yang akan mengambil hasil produksi PT. Shin Han Indonesia.

Terjadi adu argumentasi antara Divisi Aksi Garda Metal Bogor Raya dengan aparat kepolisian. Tiba-tiba oknum polisi bernama Aiptu Suratiman (yang memakai rompi Bhabin Kamtibmas dari Desa Puspasari, Kec. Citeureup) diduga menendang salah seorang perempuan anggota PUK SPL-FSPMI PT. Shin Han Indonesia, Cucu Farida.

Salah satu buruh perempuan yang pingsan sedang mendapatkan pertolongan dari rekan-rekannya.

Akibatnya, Cucu mengalami luka lebam dan memar pada paha sebelah kiri. Melihat kejadian itu, buruh-buruh yang lain  menyoraki dan mencaci maki oknum polisi tersebut.

Situasi memanas dan membuat seluruh massa aksi yang ada di tempat kejadian emosi. Tega-teganya oknum polisi tersebut menendang buruh perempuan yang sedang memperjuangkan hak-haknya.

Beberapa orang anggota kepolisian dan korlap aksi mencoba untuk meredam emosi massa yang tersulut emosinya.

Ironisnya, dalam situasi krodit tersebut, salah seorang oknum polisi sambil melerai “menyikut” salah seorang anggota Garda Metal yang sedang mencoba meredam emosi buruh. Suasana semakin tidak terkendali. Saling tuding terjadi antara buruh yang sedang melakukan aksi mogok kerja dan aksi unjuk Rasa di depan gerbang pabrik PT. Shin Han Indonesia dengan pihak aparat kepolisian.

Saat kejadian, banyak buruh perempuan yang histeris dan 5 (lima) peserta aksi yang pingsan karena kejadian penendangan yang dilakukan oleh oknum petugas kepolisian diantaranya Paulina, Cucu Farida, Merliasari, Nidaiyah, Suci Hapitriani Sutanti, dan Lutfiatul Calia.

Para buruh tidak terima perlakukan oknum polisi yang menendang buruh perempuan. Massa aksi yang kebanyakan perempuan tidak membalas dengan kekerasan, mereka hanya bisa menangis.

FSPMI mengecam keras kejadian ini!

Pos terkait