Nasibmu Ditentukan Oleh Perjuanganmu

Nasibmu Ditentukan Oleh Perjuanganmu

Bogor, KPonline – Bukan lagi rahasia, perampasan terhadap hak buruh perempuan melalui hak cuti haid, keguguran di tempat kerja, hamil dan melahirkan merupakan pengalaman sehari-hari yang kini masih dirasakan oleh kaum buruh perempuan.

Sehingga untuk menghadapi keadaan tersebut, penataan serikat buruh saat ini dirasakan perlu, dan lewat Refreshing Course Women’s Leadership Workshop merupakan suatu ajang pembuktian serta keseriusan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) sebagai organisasi serikat pekerja atau serikat buruh dalam perjuangannya melalui pergerakan pekerja perempuan yang menuntut untuk hidup layak serta sejahtera bagi kelas pekerja atau kaum buruh di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Agenda yang berlangsung sejak Rabu (20/11) di Training Center FSPMI Cisarua-Bogor, Jawa Barat dihadiri oleh para tokoh buruh seperti; Said Iqbal, Obon Tabroni, Indrasari Tjandraningsih, Kahar S Cahyono, Mundiah, Nani Kusmaeni serta perwakilan pekerja perempuan FSPMI dari berbagai wilayah atau daerah di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur). Pada Jumat (22/11), agenda tersebut pun berakhir.

Selain masih adanya hak-hak dasar pekerja perempuan yang belum terpenuhi dan diterima seutuhnya oleh pekerja perempuan, upah tetap menjadi dasar utama dari tujuan pergerakan.

“Secara sistem, pemerintah sama saja memiskinkan buruh secara struktural melalui kebijakan mereka yang tidak berpihak kepada kaum buruh,” kata Nani Kusmaeni selaku pengurus Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPP FSPMI) Bidang Pendidikan sekaligus Ketua Umum Serikat Pekerja Pelayaran Jasa Maritim (SPPJM) FSPMI dalam sambutannya di agenda tersebut.

Dia pun menjelaskan; “dengan adanya kebijakan upah murah, buruh tidak akan mampu untuk memenuhi hidup layak beserta keluarganya. Dan untuk menghadapi hal tersebut, sebagai buruh baiknya jangan berdiam diri. Karena Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum tersebut sendiri yang berusaha untuk merubahnya. Begitupun buruh, Alloh tidak akan merubah nasib buruh, tanpa buruhnya berusaha terlebih dahulu,” tambahnya.

Senada dikesempatan yang sama, namun dengan hal yang berbeda. Mundiah (Bidang tugas Pekerja Perempuan dan Pekerja Muda DPP FSPMI) menganggap, “Saat ini, kita sebagai pekerja perempuan juga sedang dihadapkan atas masalah diskriminasi pajak pendapatan melalui PPh 21. Dan kita akan kemas hal tersebut, dengan mengangkatnya melalui isu nasional FSPMI. Tentu, dengan memberikan pemahaman yang jelas terlebih dahulu kepada mereka melalui seminar dan sosialisasi. Agar mereka paham betul, apa sih yang dimaksud dengan diskriminasi pajak pendapatan terhadap pekerja perempuan melalui PPh 21?,” jelasnya.

Sebelumnya juga, Rossa Febriyanti yang bertugas di DPP FSPMI sebagai Bidang Hubungan Internasional dan Bidang Pendidikan berharap setelah Refreshing Course Woman’s Leadership Workshop, pekerja perempuan FSPMI tidak lagi berdiam diri atas berbagai bentuk diskriminasi yang ditujukan kepada pekerja. Terlebih, pekerja perempuan. Terus bergerak dan berjuanglah dengan berbagai cara, untuk suatu perubahan hidup ke arah yang lebih baik. “Karena nasibmu ditentukan oleh perjuanganmu,” pungkasnya.

Pos terkait