Nani Kusmaeni : Phsycal Distancing Bukan Alasan UntuK Tidak Belajar

Jakarta, KPonline – Pendidikan perburuhan yang bertajuk Pelatihan Online tentang PHK dimulai pada Sabtu, 11 April 2020 pukul 19:30 WIB. Inovasi ini dipelopori oleh FSPMI ini, melihat sudah begitu banyaknya kasus-kasus PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tidak hanya PHK, sudah ada ratusan ribu buruh dan pekerja yang dirumahkan, akibat dampak langsung maupun tidak langsung, dari wabah Covid-19. Bahkan, sudah banyak pengusaha yang mem-PHK buruh-buruhnya, dengan alasan wabah Covid-19.

“Semoga kita semua, tidak akan pernah lelah untuk berdiskusi dan berjuang ditengah kondisi yang sama-sama kita tidak pernah terprediksi seperti saat ini,” ujar Nani Kusmaeni, Ketua Departemen Pendidikan DPP FSPMI, pada saat pembukaan pelatihan online. 

“Kondisi bangsa kita yang tidak baik-baik saja saat ini, efeknya sudah pernah kita khawatirkan sebelumnya. Tentang situasi ekonomi, efek dari kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, khususnya kepada buruh dan pekerja. Antara lain semenjak diberlakukannya PP 78, Tax Amnesty dan yang sekarang sedang heboh yaitu RUU Omnibus Law Cipta kerja,” lanjut Nani.

Wabah Covid-19 jelas mempercepat dan memperburuk kondisi bangsa saat ini, terutama dampaknya bagi kaum buruh dan pekerja. Pun meski kaum buruh dan pekerja adalah bagian dari anak bangsa, akan tetapi kaum buruh dan pekerja seringkali terabaikan dalam berbagai hal, disaat penerapan Social Distancing, Work From Home (WFH) dan hal-hal yang lainnya.

Akan tetapi, kaum buruh dan pekerja menjadi salah satu kelompok yang pertama kali mendapatkan efek negatif dari kebijakan yang tidak berpihak kepada kaum buruh. Ancaman dirumahkan tanpa upah, THR di yang di tunda atau dicicil, bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak, adalah kekhawatiran dan ketakutan yang menghantui kaum buruh dan pekerja saat ini.

“Buruh sudah mengabdi selama belasan tahun, bahkan ada yang puluhan tahun. Wabah Covid-19 baru beberapa bulan, akan tetapi hal ini dijadikan alasan untuk kembali memiskinkan dan memarjinalkan kaum buruh. Buat saya ini bukan hal yg mudah untuk bisa kita terima, tapi juga bukan hal yg mudah untuk kita lawan di tengah pembatasan jarak sosial dan fisik yang dilakukan oleh pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkap Ketua Departemen Bidang Pendidikan DPP FSPMI ini.

“Semoga situasi saat ini tidak membatasi alam pikiran dan semangat juang kita untuk memperjuangkan hak-hak kita sebagai kaum buruh dan pekerja. Karena kalau bukan kita siapa lagi. Kalau tidak sekarang kapan lagi kita akan berjuang. Mari kita bersama-sama untuk terus menghidupkan semangat juang, demi kaum buruh dan rakyat Indonesia,” tutup Nani Kusmaeni, dalam sambutannya membuka pendidikan perburuhan yang bertajuk pelatihan online.