Musnik PUK SPEE FSPMI PT Haleyora Powerindo Garut dan Pembentukan PUK SPEE FSPMI PT. Haleyora Powerindo Tasikmalaya

Tasikmalaya, KPonline – Konsolidasi Bersama PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut dan PUK SPEE FSPMI PT. CGI Garut sukses terlaksana pada bulan lalu, tepatnya tanggal 05 September 2020. Salah satu keputusan dari konsolidasi tersebut adalah dilanjutkan dengan Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).

MUSNIK PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut adalah MUSNIK yang pertama setelah terbentuk 4 tahun lalu. MUSNIK PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut ini dilaksanakan pada Ahad, 04 Oktober 2020 di sebuah lokasi destinasi wisata Alam Jabal Nur di kawasan gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut periode pertama, Redi Rumansyah kembali terpilih menjadi ketua PUK. Redi yang bekerja sebagai operator Gardu Induk 20 kV di Garut merasa optimis karena 4 divisi pekerja OS PLN meliputi Operator Gardu Induk 20 kV, Petugas Pelayanan Teknik, Security dan Cleaning Service.

Redi juga berharap agar seluruh anggota berharap lebih loyal dan militan. “Ruhnya organisasi yaitu ada di check of system (COS), supaya patuh dalam melaksanakan kewajiban organisasi”, ungkap Redi dalam sambutannya.”

Di tempat dan waktu yang sama juga dilakukan pembentukan PUK baru, yaitu PUK
SPEE FSPMI PT. Haleyora Powerindo Tasikmalaya. Rubi Maulana yang juga bekerja sebagai operator Gardu Induk 20 kV terpilih menjadi ketua PUK.

Agenda ini turut dihadiri oleh Suherman dan Samsuri dari Pengurus PPEE FSPMI Bidang Pendidikan serta Yanto sebagai ketua Tim Nasional OS PLN. Samsuri memberi semangat kepada seluruh peserta acara.
Kekuatan Serikat Pekerja bukan di pengurus tapi di anggota. Sering-sering konsolidasi minimal 1 bulan sekali sebagai ajang silaturahmi dan ajang diskusi sebuah permasalahan”, tegas Samsuri.

Sedangkan Suherman memaparkan betapa pentingnya berserikat untuk pekerja. “Mindshetnya harus di rubah, kalau dulu berserikat takut di PHK maka sekarang harus di balik. Takut di PHK, maka berserikat. PHK adalah suatu kepastian bagi pekerja meliputi masa pensiun, meninggal dunia, kecelakaan kerja yang menyebabkan sampai cacat.
Dengan berserikat ketika kita Di PHK akan tahu hak-hak pekerja”, papar Suherman mengajak merubah cara berpikir sebagai pekerja.

Penulis : Redi & Chandra
Photo : Asgar dan Pembentukan PUK SPEE FSPMI PT. Haleyora Powerindo Tasikmalaya

Tasikmalaya, KPonline – Konsolidasi Bersama PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut dan PUK SPEE FSPMI PT. CGI Garut sukses terlaksana pada bulan lalu, tepatnya tanggal 05 September 2020. Salah satu keputusan dari konsolidasi tersebut adalah dilanjutkan dengan Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).

MUSNIK PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut adalah MUSNIK yang pertama setelah terbentuk 4 tahun lalu. MUSNIK PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut ini dilaksanakan pada Ahad, 04 Oktober 2020 di sebuah lokasi destinasi wisata Alam Jabal Nur di kawasan gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua PUK SPEE FSPMI PT. HPI Garut periode pertama, Redi Rumansyah kembali terpilih menjadi ketua PUK. Redi yang bekerja sebagai operator Gardu Induk 20 kV di Garut merasa optimis karena 4 divisi pekerja OS PLN meliputi Operator Gardu Induk 20 kV, Petugas Pelayanan Teknik, Security dan Cleaning Service.

Redi juga berharap agar seluruh anggota berharap lebih loyal dan militan. “Ruhnya organisasi yaitu ada di check of system (COS), supaya patuh dalam melaksanakan kewajiban organisasi”, ungkap Redi dalam sambutannya.”

Di tempat dan waktu yang sama juga dilakukan pembentukan PUK baru, yaitu PUK
SPEE FSPMI PT. Haleyora Powerindo Tasikmalaya. Rubi Maulana yang juga bekerja sebagai operator Gardu Induk 20 kV terpilih menjadi ketua PUK.

Agenda ini turut dihadiri oleh Suherman dan Samsuri dari Pengurus PPEE FSPMI Bidang Pendidikan serta Yanto sebagai ketua Tim Nasional OS PLN. Samsuri memberi semangat kepada seluruh peserta acara.

“Kekuatan Serikat Pekerja bukan di pengurus tapi di anggota. Sering-sering konsolidasi minimal 1 bulan sekali sebagai ajang silaturahmi dan ajang diskusi sebuah permasalahan,” tegas Samsuri.

Sedangkan Suherman memaparkan betapa pentingnya berserikat untuk pekerja. “Mindshetnya harus di rubah, kalau dulu berserikat takut di PHK maka sekarang harus di balik. Takut di PHK, maka berserikat. PHK adalah suatu kepastian bagi pekerja meliputi masa pensiun, meninggal dunia, kecelakaan kerja yang menyebabkan sampai cacat. Dengan berserikat ketika kita Di PHK akan tahu hak-hak pekerja”, papar Suherman mengajak merubah cara berpikir sebagai pekerja.

Penulis : Redi & Chandra
Photo : Asgar