Muhaimin Iskandar, Mantan Menakertrans yang Dimunculkan Sebagai Orang Kedua

Jakarta, KPonline – Di beberapa daerah terlihat banyak baliho besar. Terpampang foto mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi  (Menakertrans) di era Pemeritahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyo tahun 2009-2014, Muhaimin Iskandar dengan tulisan di bawahnya Bakal Calon Wakil Presiden 2019 – 2024.

Ini menarik. Ketika banyak orang berlomba-lomba menjadi nomor satu. Muhaimin Iskandar cukup memilih untuk menjadi orang nomor dua, Wakil Presiden.

Bagi buruh, Cak Imin – begitu dia biasa disapa – bukanlah sosok yang asing. Dia menjadi Menakertrans saat gerakan serikat buruh mencapai puncaknya, antara tahun 2009 – 2014. Aksi besar dan pemogokan nasional terjadi pada tahun itu. Beberapa kemenangan berhasil diperoleh oleh kaum buruh, mulai dari reformasi jaminan sosial, kenaikan upah yang signifikan, pembebasan outsourcing melalui grebek pabrik, dan sebagainya.

Memang, semua itu diperoleh karena perjuangan kaum buruh yang tanpa kompromi. Tetapi setidak-tidaknya, sejarah mencatat, saat itu terjadi di erah Menakertrans dijabat oleh Muhaimin Iskandar.

Lebih dekat dengan Muhaimin Iskandar

Muhaimin Iskandar, saat membuka KONGRES III KSPI, Tahun 2012.

Dilansir dari Viva.co.id, sejak duduk dibangku kuliah, Muhaimin aktif di tempat-tempat diskusi dan juga aktif di pergerakan mahasiswa. Dia bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi ketua cabang PMII Yogyakarta pada 1994-1997. Selain itu, dia juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Karier politik Muhaimin bersamaan lahirnya Era Reformasi. Pada saat itu, tahun 1998, ia bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ia ditunjuk sebagai sekretaris Jenderal (Sekjend).

Pada pemilu 1999, Muhaimin terpilih sebagai anggota DPR RI dari partai PKB. Di lembaga legislatif tersebut pada usia 33 tahun, seperti ditulis di situs DPR, dia menjadi Wakil Ketua DPR RI 1999-2004. Dia termasuk pimpinan termuda di DPR yang pernah ada saat itu.

Kariernya terus meroket, seiring menjadi ketua umum PKB. Bersamaan dengan itu, pada pemilu 2004, Muhaimin terpilih kembali menjadi anggota DPR dan kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI 2004-2009. Pada pemilu berikutnya, Muhaimin sukses untuk ketiga kalinya menjadi anggota DPR dan kali ini dia diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyo menjadi menteri tenaga kerja dan Transmigrasi 2009-2014.

Di pengujung jabatan menterinya berakhir, pada tahun 2014, Muhaimin secara aklamasi terpilih kembali sebagai ketua umum PKB. Dia dianggap berhasil menaikkan suara pemilu PKB pada tahun 2014. Keberhasilannya berlanjut, saat Muhaimin mengantarkan kader-kader PKB menjadi menteri di Kabinet Kerja Joko Widodo 2014-2019. Salah satunya adalah dengan menempatkan politisi PKB, Hanif Dhakiri, sebagai Menteri Ketenagakerjaan, menggantikan posisinya.

Sama-sama dari PKB, buruh memberikan catatan buruk atas kinerja menteri yang satu ini. Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan dukungan luas dari masyarakat – khususnya buruh – saya pikir hal mendesak yang harus dibenahi adalah memperbaiki kinerja di bidang ketenagakerjaan. Bagaimanapun, dalam hal ini, cak Imin tak sepenuhnya berlepas tangan.