Bekasi, KPonline – Penggunaan kWh Meter Listrik Prabayar (LPB) disebut-sebut sebagai program bisnisnya Dahlan Iskan. Kontroversi Dahlan Iskan yang sempat menjadi Direktur Utama PLN dan Mentri BUMN ini ternyata selain mengeluarkan program meteran yang diduga bermasalah juga bermasalah dengan pekerja baik dengan yang organik maupun dengan outsorcing.
Kali ini masalah yang muncul adalah karena ada 4 merk dan type meteran LPB yang sudah tidak bisa lagi aktif. Masyarakat dapat mengetahuinya setelah mengalami masalah tidak bisa membeli token pulsa di mana-mana. Ujung-ujung menjadi tambahan pekerja untuk petugas di bagian pelayana teknik (Yantek) setelah akhirnya masyarakat melapor ke PLN.
Selain itu ada juga program Key Revision Number (KRN). Terkait hal ini, masyarakat akan mengalami gagal input kode token pulsa ke meteran karena meteran harus diinput kode Key Change Token (KCT). Menurut informasi, program KRN ini dilakukan untuk meteran LPB yang sudah berusia lebih dari 5 tahun. Namun pada kenyataannya masalah yang sama dialami juga pada meteran LPB yang berusia di bawah 5 tahun.
Program penggantian 4 merk LPB dan KRN juga menjadi masalah sendiri bagi pekerja di bagian teknik. Petugas yang mengganti meteran sering mengalami kendala pada meteran baru yang tidak bisa langsung aktif. Sementara mereka diupah berdasarkan satuan pekerjaan sehingga harus berkorban biaya operasional yang tidak difasilitasi oleh perusahaan.
Masalah ini seharusnya bisa diantisipasi jangan sampai merugikan masyarakat dan menjadi masalah yantek juga. Hal ini karena pekerjaan penggantian ini seharusnya sudah terdata dan lagi menjadi pekerjaan yang ada tagihannya dari vendor penyambungank e PLN.
Sebut saja AT yang bekerja sebagai petugas Yantek di Jawa Barat. AT merasa ini tidak ada dalam daftar pekerjaan Yantek. Karena masalah ini sudah diketahui akan terjadi, berarti datanya juga sudah siap bahkan pekerjaan juga sudah ditentukan vendornya yang tentunya ada penagihannya.
“Saya katakan demikian karna KRN dan KCT harusnya kategori kesalahan/gangguan sistem (IT) bukan teknis/mekanis”, ungkap AT yang juga sering mendapat komplen langsung dari pelanggan yang merasa meteran LPB yang baru lebih boros dibanding yang lama.
Sementara di pihak vendor Yantek sendiri seperti tidak paham dengan situasi yang ada. Padahal biaya operasional perusahaan menjadi bertambah di sisi penggunaan bahan bakar dan perawatan kendaraan armada yantek untuk menyelesaikan masalah yang tagihannya justru dilakukan oleh vendor lain.
Penulis: Chandra
Foto: Chandra