Masyarakat Bekasi Dibuat Sibuk Dengan Masalah Meteran Listrik Token

Masyarakat Bekasi Dibuat Sibuk Dengan Masalah Meteran Listrik Token

Bekasi, KPonline – kWh Meter Listrik Prabayar (LPB) atau meteran token sejak awal keberadaannya diduga terus menimbulkan masalah. Masalah yang muncul ujung-ujungnya merugikan masyarakat sebagai pelanggan. Kali ini PLN sedang ada program melakukan penggantian meteran LPB. Namun sayangnya PLN terkesan tidak sigap dan berpotensi merugikan masyarakat.

Ada 4 merk dan type meteran LPB yang akan dilakukan penggantian. Merk ACTARIS dengan nomor meter 4 digit depan 0110 XXXX XXX, merk HEXING dengan nomor meter 4 digit depan 1404 XXXX XXX, merk STAR dengan nomor meter 4 digit depan 2211 XXXX XXX dan METBELOSA dengan nomor meter 4 digit depan 3912 XXXX XXX.

Setidaknya ada sekitar sepuluh ribu unit kWh meter LPB yang menjadi target pengganti. Hal ini karena untuk meteran tersebut tidak lagi bisa membeli pulsa. “Ada 8.000 unit yang harus diganti,” ucap seorang petugas penyambungan PLN Bantar Gebang sembari menegaskan bahwa jumlah tersebut hanya untuk wilayah PLN Bantar Gebang saja.

Masalah yang dialami masyarakat dimulai ketika membeli token sudah tidak bisa sementara pulsa tinggal sedikit kemudian terlanjur padam. Masyarakat juga bisa berpotensi mengalami kerugian karena banyak juga masalah sisa pulsa di meteran lama saat penggantian meteran baru tidak mendapat penggantian lagi kalau penggantian yang sudah disiapkan tidak bisa/gagal masuk saat diinput ke meteran baru.

“Dari kantor juga gak mau bikin token baru lagi,” jawab si petugas ketika ditanya apakah dimintakan kembali token yang gagal masuk oleh kru Media Perdjoeangan Bekasi.

Lain lagi dengan Pandi warga Tambun Selatan. “Saya minta datangnya besok saja. Kelamaan nunggunya” ujar Pandi yang sudah lebih dari 2 jam mengalami listriknya padam. Pelanggan sampai mengungsi ke rumah tetangga karena butuh istirahat dan sudah terlalu lama menunggu petugas datang.

Masih ada lagi masalah terkait LPB saat ini yaitu program Pembaruan Key Revision Number (KRN). Masyarakat/pelanggan akan tiba-tiba mengalami tidak bisa input token yang sudah dibeli. Untuk kemudian pelanggan harus disibukkan mencari tahu penyebabnya apa sampai akhirnya harus melapor ke PLN.

Selanjutnya PLN akan mengirimkan kode KCT (Key Change Token) untuk diinput ke kWh meter oleh pelanggan sendiri atau petugas yang menginput kalau petugasnya mau datang. Tidak selesai sampai di sini, bisa terjadi juga token yang sudah dibeli tetap tidak bisa masuk setelah KCT diinput. Pelanggan harus menunggu penggantian pulsa dari PLN yang cukup lama tidak jelas penggantiannya seperti yang dialami oleh Bambang dari Pelanggan PLN Medan Satria.

“Saya disuruh datang ke kantor” jawab Bambang ketika dikonfirmasi yang sudah lebih sebulan menunggu penggantian tokennya yang selalu gagal diinput. “Mana sekarang lagi susah nyari duit”, ketus Bambang. Padahal PLN sudah memiliki sistem online, dengan mengharuskan datang maka akan pelanggan jadi disibukkan dan harus mengorbkan biaya, tenaga dan waktu lagi sedangkan masalah muncul dari pihak PLN.

Warga Bekasi yang umumnya sebagai pekerja tentu akan mengalami masalah sendiri karena rumah lebih sering ditinggalkan. Dengan demikian masalah akan dialami warga Bekasi justru saat malam atau ketika sedang istirahat.

Penulis: Chandra
Foto: Ana