Merajut Persatuan Buruh

“Buruh bersatu tak bisa dikalahkan.” Kalimat yang satu ini seperti mantra. Dipekikkan berkali-kali di banyak kesempatan. Di dalam forum pertemuan, terlebih ketika aksi di jalanan.

Mari kita mengingat kembali, bagaimana mereka merampas dan menindas apa yang menjadi hak kita. Mengebiri apa yang menjadi kepentingan kita. Tak puas dengan itu, mereka bahkan mengambil paksa apa yang selama ini pernah kita dapatkan.

“Keserakahan harus diakhiri. Kita harus berdiri teguh dan memperjuangkan hak-hak kita dengan keberanian yang penuh,” katamu.

Tentu saja, aku setuju. Tetapi hanya keberanian saja tidak cukup. Kita harus bersatu, agar perjuangan yang kita lakukan seteguh batu karang. Kita harus bersatu, agar tidak terobang-ambing seperti buih di lautan. Kita harus bersatu, seperti gajah yang kuat dan bulat teguh, untuk memberikan taring pada kebijakan dan sistem yang tidak adil.

Satu hal yang harus kita sadari. bahwa kita adalah tulang punggung dalam pembangunan. Kita adalah mereka yang membangun negeri ini dengan keringat dan air mata. Kita adalah mereka yang membuat perusahaan-perusahaan berkembang dan menghasilkan keuntungan. Kita adalah mereka yang menyediakan makanan dan membutkan pakaian untuk semua. Namun, kita juga lah yang sering diabaikan dan diperlakukan seperti barang dagangan.

Kita harus bersatu untuk memperjuangkan upah yang layak, jaminan kesehatan, dan pekerjaan yang stabil. Kita harus bersatu untuk memastikan bahwa anak-anak kita memiliki masa depan yang lebih baik. Kita harus bersatu untuk memastikan kedaulatan pangan dan reforma agraria bukan sekedar basi-basi. Kita harus bersatu untuk memastikan pekerja rumah tangga, buruh migran, dan miskin kota terlindungi. Kita harus bersatu untuk memastikan tidak ada lagi cerita tentang diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Kita harus bersatu untuk memukul balik kapitalisme yang telah menebar kerusakan di banyak negeri.

“Bersatunya kaum buruh bukanlah hal yang mudah, terlebih di tengah fragmentasi gerakan yang masih terjadi” katamu.

Tentu saja, aku setuju. Tetapi tidak mudah bukan berarti persatuan tidak bisa diwujudkan, bukan? Kita harus melawan kebiasaan dan tradisi yang memecahkan kita. Kita harus melepaskan egoisme dan sikap individualis kita. Kita harus mempercayai dan bekerjasama dengan kawan-kawan yang berbeda.

Kita harus memulai dengan diri kita sendiri. Kita harus membuka diri, lebih banyak mendengar, berjabat tangan lebih hangat, berangkulan sedekat sahabat.

Sebagai hadiahnya, dengan bersatunya kaum buruh, kita akan memperoleh kekuatan yang luar biasa. Kita akan membuat suara kita terdengar dengan jelas dan tegas. Kita akan membuat kebijakan dan sistem yang adil dan merata bagi semua. Kita akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi kita dan generasi-generasi setelah kita.

Litbang Kompas mengingatkan, jika Partai Buruh ingin menang, hanya ada dua syaratnya. Fokus pada isu buruh dan merajut persatuan.

Kau, dengarlah ini sekali. Partai Buruh akan menang jika kaum buruh bersatu.

Dan ketika Partai Buruh menang, itu akan menyelesaikan banyak hal. Buruh akan berjaya secara politik, untuk kemudian memastikan tidak ada lagi kebijakan yang menyakiti hati rakyat kecil.

Maka tunggu apa lagi. Mari kita memperjuangkan hak-hak kita dengan teguh dan kuat! Mari kita memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi kita dan generasi-generasi setelah kita! Mari kita menangkan Partai Buruh, partainya kelas pekerja. Bersatulah kita, seperti gajah yang kuat dan bulat teguh…

Sebuah Catatan: Kahar S. Cahyono
Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh