Menyoal Pernyataan Pak Menteri; Gaji Sedikit Bisa Masuk Surga

Jakarta, KPonline – “Kalau sekarang gajinya sedikit, apalagi guru honorer Rp. 150.000,- nikmati saja, nanti masuk surga”.

Itulah pernyataan Bapak Menteri Pendidikan Muhajir Efendi kepada para guru honorer. Mungkin bapak sedang khilaf ketika mengatakan seperti itu, atau memang kebanyakan pejabat sudah terbiasa mengeluarkan statemen “nyinyir” untuk rakyatnya.

Ada menteri yang mengatakan para pengungsi yang terdampak gempa membebani pemerintah.

Ada juga menteri yang mengatakan untuk berhemat maka bisa disiasati dengan diet, juga tak kalah unik ada menteri yang mengatakan keong sawah sumber protein.

Dan masih ada beberapa pernyataan para menteri yang mengeluarkan statemen “nyinyirnya” kepada rakyatnya.

Sepertinya Bapak Menteri tidak peka dengan kondisi yang ada saat ini. Bayangkan, dengan gaji sebulan Rp. 150.000,- bisa bertahan berapa hari?

Ini jika kita berhitung berdasarkan harga kebutuhan pokok dasar secara normal.

Harga beras per kilo yang paling murah Rp. 9.000, minyak curah perliter Rp. 6.000,- gas elpiji yang 3 kg per tabung Rp. 20.000,- bensin seliter Rp. 7.800,- ini belum berhitung dengan lauk pauknya.

Belum lagi kebutuhan lain yang pasti harus keluar seperti pulsa, kuota keperluan MCK, dan lain-lain.

Dengan gaji yang hanya Rp. 150.000,- per bulan ini jika dirata-rata tiap hari bagi yang sudah berkeluarga harus mengeluarkan anggaran minimal Rp. 50.000,- maka gaji tersebut hanya bisa bertahan 3 hari, lha terus yang 27 hari hidupnya ikut siapa?

Bapak menteri yang saya hormati, mbok ya kalau ngomong itu dipikirkan terlebih dahulu, jangan asal ngomong dan membuat pernyataan nyinyir seperti itu.

Mungkin lebih baik jika Anda dan jajaranya tidak usah mengambil gaji untuk disumbangkan kepada para guru honorer itu. Atau minimal, potong gaji anda dan jajaran anda selama menjabat.

Agar para guru honorer tersebut mendapat sedikit tambahan asupan vitamin. Sehingga para guru honorer itu bisa sedikit bernafas lega, karena ada bantuan dari Anda dan jajarannya.

Dan tahu gak sih Pak, mungkin dari para guru honorer itu dulu banyak yang mendukung junjungan Bapak, dan sekarang mereka banyak yang sedang berpura-pura bahagia.

Sedangkan guru honorer lain yang tidak mendukung junjungan Bapak saat ini mengalami nasib yang sama, harus menerima kenyataan sulitnya hidup mereka diperiode kedua.

Semoga Bapak bisa berempati, atau setidaknya gak usahlah nyinyir kepada para guru honorer itu.