Menjaga Cinta, Kesetiaan dan Saling Percaya

Perjalanan rumah tangga setiap orang akan membuat kedekatan satu sama lain semakin besar. Apalagi jika orientasi utama berkeluarga adalah mengharapkan ridho Allah Ta’ala. Begitupun aku bersama istri yang menjadi pasangan hidupku, Riska Krismayanti.

Ada yang bertanya kepada istriku. “Gimana sih teh bisa adem ayem saja sama si Mas selama 15 tahun menikah padahal sering ditinggal pergi?” tanya tetanggaku.

Namun istriku santai saja menjawabnya karena dia tahu kepergianku untuk sebuah tugas bukan untuk yang lainnya. “Percaya saja dengan apa yang dilakukan pasangan dan lakukan komunikasi seperlunya, itu kuncinya,” jawab istriku singkat.

Aku sangat bersyukur dengan perjalanan kehidupan kami meski banyak rintangan yang kami hadapi. Alhamdulillah, walau sebenarnya aku dan istri juga pernah cekcok. Tapi begini kawan-kawan, saya dan istri selalu belajar dari setiap keadaan dan mau introspeksi diri.

Dan yang paling aku syukuri istriku tidak banyak menuntut. Ada ya dinikmati, tidak ada ya dicari, dan selalu bilang Alhamdulillah bila aku beri apapun. Lebih mengikhlaskan ketika aku pergi berhari-hari karena tugas maupun hobi, maklumlah aku seorang penggiat alam terbuka sebagai pendaki gunung dan penjelajah alam.

Selain itu sebagai orang yang aktif dalam organisasi buruh dan sosial kemasyarakatan, aku biasanya kalau istri marah, aku diam dan langsung tidur, begitupun sebaliknya.

Aku kasih tahu rahasia utama perjalanan rumah tangga kami adalah selalu berdoa kepada Allah.

Ya, selalu berdoa sama Allah pemilik segala hati manusia supaya berikan petunjuk dan istiqomah pada pasangan kita.

Namun yang terpenting adalah bahwa menikahnya kita bukan saja menikahnya dua insan yang dimabuk cinta, tetapi menikahnya dua keluarga besar, keluarga kita dan keluarga pasangan kita dan Alhamdulillah sampai saat ini hubungan keluarga kami sangat baik. Semoga selamanya, Aamiin.

Hal-hal kecil selalu aku lakukan, seperti selalu kecup kening istri setiap pergi meninggalkan rumah. Ada lagi yang sering aku lakukan pada 28 Oktober setiap tahunnya, yaitu memberikan kata-kata anniversary pernikahan kepada pasangan, yang dapat kita jadikan sebagai bentuk kasih sayang dan menunjukkan sikap romantis saat merayakan hari pernikahan.

Membina hubungan pernikahan memang bisa dikatakan tidak mudah, harus ada komunikasi yang baik antara suami dan istri, sehingga akan terhindar dari risiko timbulnya suatu masalah.

Selain itu sebagai suami-istri kita juga perlu saling mendukung dalam setiap keadaan, khususnya saat satu di antara pasangan terkena suatu masalah.

Janji suci yang telah diucapkan saat hari pernikahan pun juga harus selalu dijaga. Dengan itu hubungan antara suami dan istri akan langgeng hingga usia memisahkan.

Demi menjaga suatu keutuhan rumah tangga dan memberikan warna yang berbeda setiap harinya, tak jarang satu di antara pasangan akan memberikan suatu hal yang romantis.

“Cintaku padamu seperti air sungai yang tak pernah kosong, sama dengan cintaku padamu yang selalu mengalir dan tidak akan pernah berhenti. Semoga hubungan kita selalu awet dan langgeng,” kata ku kepada istriku.

Kebahagiaan kami bertambah dengan hadirnya seorang putra yang kami beri nama ‘Haidar Risang Faqih’ yang kini sudah berusia 12 tahun. Makna dan Do’a yang kami harapkan melalui nama Haidar Risang Faqih adalah bahwa ia kelak akan menjelma menjadi seorang pangeran yang berani menegakkan kebenaran.

Haidar artinya singa atau pemberani, Risang artinya pangeran dan Faqih adalah kebenaran. Jadi kalau dirangkai untaian doa kami adalah semoga menjadi anak kami kelak dikemudian hari menjadi seorang Pangeran yang berani menegakkan keberadaan.

15 tahun silam, tepatnya 28 Oktober 2006 sepasang muda-mudi berikrar dalam janji suci dihadapan kedua orang tuanya. Dia adalah aku dan istriku, Riska Krismayanti. Selamat hari ulang tahun untuk pernikahan kami berdua.