Membangun Pemuda Cerdas Berintegritas

Medan, KPonline – Pemuda merupakan tonggak perubahan bangsa ini, karena dipundaknyalah dipikulkan beban bangsa ini kedepannya, Pemuda juga lah yang menjadi penerus estafet bangsa ini nantinya. Jikalau pemudanya adalah pemuda yang progresif dalam menjalankan perannya sebagai agent of change dan agent of social control sebagaimana yang digaung-gaungkan selama ini.

Maka dapat dibayangkan bagaimana kiprah sang Garuda dimasa yang akan datang, tentu akan terbang tinggi dengan gilang gemilang. Namun bagaimana jika sebaliknya? Yang melanjutkan estafet pemerintah adalah pemuda yang apatis, pragmatis, serta pasif dalam pergerakan. Tentu kehancuranlah yang akan menghampiri. Kita tentu tidak mengharapkan hal ini terjadi pada bangsa yang telah diperjuangkan penuh darah ini.

Oleh karenanya, menempah jiwa pemudanya adalah hal wajib yang harus dilakukan agar dapat tetap teguh mengemban amanat perjuangan bangsa ini kelak. Tentu hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan keteguhan hati serta sikap konsisten untuk tetap teguh digaris idealis. Tidak gampang goyah, memiliki mental seorang pejuang adalah output yang harus dilahirkan.

Karena itu, perlu untuk disadari bahwa betapa besar peran dan kekuatan seorang pemuda. Seperti yang dikatakan oleh proklamator kita Bung Karno “beri aku sepuluh pemuda, akan kuguncangkan dunia”. Tentu bukan tanpa alasan bung Karno melontarkan kalimat sakti ini, tetapi karena ia menyadari betapa besar kekuatan para pemuda.

Oleh karena itu hal yang harus ditanamkan dalam penanaman karakter pemuda dewasa ini adalah insan yang cerdas berintegritas. Mengapa harus cerdas dan berintegritas? Jelas karena cerdas bukan hanya sekedar pintar, tetapi cerdas adalah bijak dalam mengaplikasikan ilmunya dengan tepat. Karena cerdas tak harus pintar, tetapi pintar-pintar. Ya, pintar-pintar dalam mengolah ilmu yang telah dimiliki. Meskipun ilmu yang dimiliki tidak banyak, jika bisa menempatkan ilmunya sesuai dengan tempatnya sehingga membuat pekerjaan sulit menjadi mudah. Maka inilah yang dikatakan cerdas.

Sedangkan integitas merupakan sikap konsisten dalam tindakan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip. Orang yang memiliki integritas berarti orang yang memiliki karakter yang kuat dalam memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang ia yakini, sehingga orang yang berintegritas tidak akan gampang ternoda dari pengaruh luar maupun pengaruh dari siapapun. Karena orang yang memiliki integritas merupakan orang yang teguh pada prinsip-prinsip idealismenya. Singkatnya, integritas itu bisa juga dikatakan sebagai penguat nilai-nilai moral. Seperti yang diungkapkan oleh C.S. Lewis bahwa “Integrity is doing the right thing, even when no one is watching”.

Al’adabu fauqol ilmi, (adab itu diatas ilmu) begitulah islam memandangnya. setinggi apapun ilmu yang didapatkan tidak akan ada artinya jika tidak dibarengi dengan moral yang baik. Dalam hal ini pendidikan karakter dan moral lebih diutamakan daripada ilmu tinggi tanpa moral. Artinya jangan melulu bicara tentang ilmu pengetahuan saja. Harus ada penanaman karakter dan moral disana. Orang yang bermoral baik akan lebih bersikap rendah hati dan bijak dalam menggunakan ilmunya, sedangkan orang yang berpengatahuan tanpa moral yang baik akan cenderung jumawa sehingga pamer dengan apa yang ia miliki.

Cerdas berintegritas

Dewasa ini, Indonesia tidak kekuarangan orang-orang cerdas, karena diluar sana pemuda yang hanya cerdas saja banyak ditemukan. Yang kurang adalah pemuda yang cerdas dan berintegritas. Integritaslah yang akan mengikat kecerdasan itu agar tetap berada pada relnya, integritaslah yang menjaga kecerdasan itu agar tidak disalahgunakan, dan integritaslah yang membuat kecerdasan itu lebih berwibawa. Oleh karenanya, cerdas dan berintegritas haruslah ditanamkan secara bersamaan dalam jiwa. singkatnya, cerdas saja tidak cukup, harus dibarengi dengan integritas.

Integritas haruslah lahir dari dalam diri sendiri, bukan karena fakor dari luar dirinya. Penanaman integritas bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana, yaitu menjalankan prinsip-prinsip, nilai-nilai yang selama ini dianggapnya benar. Mulai bersikap jujur pada diri sendiri dan kemudian pada orang lain. Tetap berpegang teguh pada garis idealisnya. Namun yang perlu diingat adalah bahwa dalam menjalankannya diperlukan sikap konsistensi yang kuat dari dalam diri.

Dalam penanaman integritas ini agar bisa mengakar kuat, hal utama yang harus diutamakan adalah memberikan suplai moral berupa pendalaman agama, penanaman nilai-nilai dan etika. Karena dengan moral yang baik akan lahir karakter yang baik pula. Jika karakter yang baik ini sudah terbangun, bukan mustahil jika akan lahir pemuda-pemuda cerdas beritegritas yang akan menjadi pelopor perubahan Indonesia lebih baik kedepannya.

Sebagai pemuda yang sadar dan menjunjung integritas, sudah seharusnyalah bergerak bukan hanya dengan sekedar kata tetapi dengan aksi nyata. Buktikan peran pemuda sebagai agen perubahan. Sudah saatnya pemuda turut terjun langsung ke lapangan untuk memperbaiki negeri ini, khususnya pada pendidikan. Karena sudah menjadi tugas terdidik untuk mendidik. Dengan adanya progres dari pemuda-pemuda yang cerdas berintegritas untuk turut merubah pendidikan jadi lebih baik. Maka kita dapat berharap besar Indonesia dapat meraih pendidikan emas 2030.

Pemuda hari ini jangan hanya sebagai agen perubahan saja, tetapi harus bisa menjadi penghasil dari perubahan itu sendiri. Artinya, perubahan itu harusnya lahir dari tangan-tangan pemuda yang cerdas berintegritas. Karena tangan pemudalah yang akan meneruskan estafet perjalanan bangsa ini. pemuda yang cerdas berintegritas harusnya bisa menjadi teladan. Teladan bagi masyarakat, dan lingkungan sekitarnya. Menumbuhkan sikap malu adalah keharusan. Malu menjadi benalu yang menjadi perusak melulu.

Indonesia hari ini merindukan pemuda yang progresif, bukan pemuda yang hanya bisa mengkritik seperti yang di ungkapkan oleh Ridwan Kamil “negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-pemaki”. Di Universitas Sumatera Utara sendiri, Tim Dream bagian dari finalis Festival Integritas Kampus 2017 Wilayah Sumatera Utara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan absensi digital pertama untuk mahasiswa di Universitas Sumatera Utara untuk membasmi “Anti Mahasiswa SITEPU” (SIap TEken PUlang).

Tim Dream, yang digawangi oleh Dinda Nazlia Nasution (Mahasiswa Berprestasi 1 USU 2017), Khairin Ulyani Tarigan (Mahasiswa Berprestasi 2 USU 2017), Goldha Maulla Hildayani (Mahahsiswa Berprestasi FMIPA USU 2017), serta dua orang pendiri Toba Writers Forum, Muhammad Zubeir Sipahutar dan Fajar Anugrah Tumanggor ini menghadirkan inovasi dan terobosan di bidang absensi perkuliahan yang menjunjung tinggi nilai integritas.

Menjadi pelopor absensi digital perdana untuk mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, saat ini Tim Dream telah berproses untuk mendaftarkan hak paten ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dibawah bendera Universitas Sumatera Utara.

Penulis: Muhammad Zubeir Sipahutar