Mayday 2018 : Hentikan Kerakusan Korporasi

Jakarta,KPonline – Salah satu isu yang di angkat dan di perjuangkan oleh KSPI dan FSPMI dalam MayDay 2018 adalah hentikan kerakusan korporasi. Seperti kita tahu praktik keserakahan korporasi dan kapitalisme hari ini telah menjangkau hampir ke seluruh sendi kehidupan masyarakat di Indonesia di hampir seluruh pelosok .

Adalah sesuatu yang sangat kasat mata untuk membuktikan kehadiran para pemodal kuat sebagai sebuah wujud dari kapitalisme di bumi Nusantara tercinta ini. Tentu saja ada pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan dengan praktik kapitalisme jenis ini. Bagi para pemiliknya, tentu saja pundi-pundi uang mereka akan semakin bertambah, kehidupan mereka akan semakin sejahtera serta kenyamanan hidup akan semakin terjamin ketersediaannya bagi mereka

Bacaan Lainnya

Bahkan kita patut menduga bisa saja sekelas Presiden sekalipun, berada di bawah pengaruh para pemilik kapital ini, mungkin Presiden hanya sebagai boneka untuk melegalisasi kerakusan para korporasi ini

Ada sebuah kutipan yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi para kaum kapitalis. Mahatma Gandhi pernah berkata “Dunia mampu memenuhi kebutuhan manusia, tetapi tidak sanggup memenuhi kerakusannya.” Jika Marx terfokus kepada sebuah pemberontakan yang hingga hari ini belum terjadi, maka ajaran Buddha untuk menghadapi kapitalisme difokuskan kepada akar masalah kapitalisme yaitu materialisme dan individualisme.

Materialisme dan individualisme saling berhubungan erat dimana individualisme lahir dari semangat untuk mendapatkan dan menumpuk materi. Thich Nhat Hanh, seorang master Zen Vietnam yang sekarang berdiam di Prancis, selalu mengatakan bahwa musuh manusia bukan manusia melainkan ideologinya.

Keserakahan korporasi tidak hanya menghadiahkan kesengsaraan bagi kaum buruh miskin, tapi juga sudah menyentuh kaum menengah.

Salah satu akibat yang paling dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia karena praktik korporasi yang serakah adalah kerusakan lingkungan yang berrmuara kepada perubahan iklim. Korporasi dalam praktiknya tidak akan memperhatikan lingkungan karena hal tersebut akan mengurangi keuntungan yang nanti mereka dapatkan. Jika sebuah korporasi membangun sebuab pusat pengolahan limbah dan harus mengolah limbah tersebut, maka ada biaya tambahan yang harus dibebankan kepada ongkos produksi. Ini berarti modal menjadi lebih besar sehingga keuntungan berkurang.

Dan para pemegang saham, para pemilik modal tidak suka menerima kekurangan keuntungan. Hal lain yang menggenaskan tentang ketidakpedulian korporasi kepada lingkungan hidup bisa dilihat dari lokasi sisa-sisa ekstraksi sumber daya alam. Negara-negara miskin yang memiliki kekayaan alam melimpah harus menanggung beban lingkungan hidup yang rusak setelah tambang-tambang ditinggalkan para pemilik modal.(Ete)

Pos terkait