Masuk Parlemen, Akfitis Buruh Jangan Hanya Di jadikan Vote Getter

Masuk Parlemen, Akfitis Buruh Jangan Hanya Di jadikan Vote Getter

Batam,KPonline – Pemilu serentak tinggal menghitung hari, Ratusan kontestan calon anggota legislatif mulai meningkatkan intensitasnya dalam bergerilya turun ke lapangan maupun melalui baliho baliho. Beberapa group whatappspun kini mulai bermunculan dengan nama embel embel caleg yang bersangkutan, ada yang menamakan dirinya relawan, sahabat, kawan ataupun teman.

Begitu pula dengan geliat caleg dari unsur buruh di Batam. Selain lima nama caleg yang resmi di rekomendasikan oleh FSPMI yaitu Mustofa- PKS, Panusunan Siregar-Nasdem, Herlina-PKB, Nefrizal-PKS, Iswan Abdullah-PKS ada juga nama lain yang berasal dari aktifis buruh.

Bacaan Lainnya

Melihat banyaknya aktifis buruh yang ikut maju dalam bursa caleg ini setidaknya akan memberikan warna berbeda kelak jika mereka benar benar terpilih dan lolos ke kursi dewan. Selama ini buruh belum mempunyai wakil di parlemen, aspirasi selama ini cenderung lebih banyak yang kandas, dan faktanya ternyata tak ada aktivis buruh yang mewakili. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan kerap merugikan buruh.

Dengan menambah arah perjuangan  yakni dengan mulai membangun kekuatan di jalur parlemen, buruh akan optimis aspirasi yang diperjuangkan bisa diwujudkan. Selama ini, buruh lebih banyak bergerak di luar dengan menggelar unjuk rasa dalam menyikapi kebijakan yang dianggap merugikan.

Dengan adanya caleg dari buruh di berbagai partai semoga tidak hanya menjadikan tokoh-tokoh buruh sebagai vote getter saja. tapi benar-benar menginginkan tokoh buruh duduk di legislatif untuk berkonstribusi dalam permasalahan ketenagakerjaan di kota Batam. Parpol-parpol juga harus beranjak dari menggunakan buruh sebagai vote getter belaka dan mengambil esensinya yang diklaim mempunyai semangat kolektif untuk kemakmuran buruh.

Tantangan ke depan yang dihadapi kaum buruh cukup berat, upah buruh, pendidikan, biaya kesehatan dan ancaman PHK.  Sejauh ini belum ada satupun parpol yang mengklaim mempunyai platform kesejahteraan sosial atau agenda kerakyatan dan memiliki pemikiran serta posisi yang tegas mengenai hal-hal tersebut.

Akhir kata, semoga mereka berhasil duduk di parlemen dan bersuara dengan lantang untuk kepentingan rakyat yang di wakilinya, rakyat dan kaum buruh.

Pos terkait