Konsolidasi Ideologi

Jakarta, KPonline – Rapat artinya sangat dekat. Tidak ada jarak yang memisahkan. Ibarat telunjuk dan jari tengah yang disatukan. Berhimpitan.

Dalam rapat, yang jauh mendekat. Perbedaan direkatkan.

Tidak harus satu warna, tetapi musti seirama. Ibarat beragam alat musik yang ketika dimainkan menimbulkan simfoni nada cinta yang menyentuh jiwa.

Maka ingatlah ini. Sebuah organisasi yang tidak pernah rapat, pertanda ia sedang sekarat. Rapat adalah pelumas bagi mesin pergerakan.

Ada satu agenda, kami menyebutnya ‘Konsolidasi Ideologi’. Ini adalah satu kegiatan yang sejatinya adalah rapat. Tetapi lebih menitikberatkan pada penguatan ide atau gagasan.

Ini penting. Manusia digerakkan oleh gagasan. Cara pandang dan cita-citanyam

Pada akhirnya, ujung dari setiap gagasan adalah gerakan.

Gagasan tanpa pergerakan hanya akan membenani pikiran. Sedangkan pergerakan tanpa gagasan hanya akan membuat kita tersaruk-saruk di jalanan tanpa arah dan tujuan.

Selasa kemarin (10/5), konsolidasi ideologi ini saya ikuti ketika sedang dalam perjalanan ke Jakarta.  Mengingat saya harus membuka laptop, maka yang terpikir oleh saya adalah tempat ngopi.

Bukan tentang ngopinya. Saya butuh colokan listrik untuk mengisi batteray laptop. Cara mudah agar tidak rugi. Beli kopi segelas, nongkrong wifi-an sambil nge-cash tiga jam.

Sebenarnya saya biasa melakukan ini di dalam bus. Tetapi karena semalam adaptor laptop saya rusak, battery laptop hampir habis. Jadilah pagi-pagi saya harus membeli adaptor terlebih dahulu. Setelah itu, butuh colokan untuk mengisi daya. Itulah sebabnya, caffe ini menjadi sasaran.

Bung Riden memberi informasi tidak bisa mengikuti Konsolidasi Ideologi karena sedang membuka Inagurasi Garda Rakyat. Soal ini saya akan menuliskannya besok. Ada beberapa kawan dari Media Perdjoeangan di lokasi, yang mendokumentasikan momen bersejarah itu dengan baik.

Sebenarnya ada satu lagi yang menarik untuk ditulis. Yakni aksi teman-teman yang menyerbu akun IG yang memfitnah pemimpin KSPI, FSPMI, dan Partai Buruh adalah pendukung omnibus law. Tetapi karena mereka sudah meminta maaf, soal ini kapan-kapan saja kita bahas.

Adapun inti dari konsolidasi ideologi kali ini adalah persiapan peringatan May Day, 14 Mei. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, akan ada dua kegiatan. Aksi di DPR RI, kemudian dilanjutkan dengan May Day Fiesta di GBK.

Seperti halnya lokasi May Day Fiesta yang berubah-ubah, jumlah tuntutan pun terus bertambah. Jika sebelumnya ada 17 tuntutan yang diusung, kini menjadi 18. Tambahannya adalah: Driver Ojol adalah pekerja, bukan mitra kerja yang tidak jelas hubungan kerjanya.

Tentu saja, soal tuntutan ini bukan harga mati. Teman-teman di daerah juga bisa menambahkan tuntutan sesuai dengan dinamika yang berkembang di daerahnya.

Bagaimana pun, mobilisasi ini akan menjadi media konsolidasi bagi gerakan rakyat. Momentum untuk merajut persatuan klas pekerja.

Karenanya, pastikan Anda menjadi bagian di dalamnya.